BOJONEGORO, Tugujatim.id – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim Nur Aziz mempertanyakan kepemilikan Jembatan Glendeng yang menjadi penghubung Desa Kalirejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, dengan Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Hal itu disampaikan Nur Aziz saat meninjau Jembatan Glendeng yang mengalami keretakan fondasi jembatan pada Selasa (01/03/2022).
“Ini aset siapa, itu harus jelas. Kami cek di provinsi, ternyata tidak mempunyai aset ini dan saya kaget itu juga tidak masuk Tuban,” ungkapnya kepada Tugu Jatim ID.
Selain itu, dia juga khawatir jika tidak segera ada kejelasan kepemilikan, Jembatan Glendeng akan mati disebabkan tak ada yang membangun. Sementara itu, jembatan ini merupakan akses vital dari masyarakat sekitar karena termasuk jalur perekonomian.
“Kalau tidak ada yang ngambil, ini bahaya karena tak ada yang bangun kan kasihan. Kemarin saja ditutup beberapa waktu untuk perbaikan, masyarakat sudah kesusahan,” tuturnya.

Sehingga untuk memastikan kepemilikan, dia mengaku akan memfasilitasi pertemuan antara pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, dan Provinsi Jatim untuk membahas kepemilikan aset jembatan.
“Ini perlu duduk bersama, saya ingin mendorong ada pertemuan antara provinsi, Tuban, dan Bojonegoro. Akan saya fasilitasi dalam bulan ini, semua harus clear dan duduk bersama ini milik siapa,” jelasnya.
Aziz melanjutkan, jika memang aset tersebut diambil oleh provinsi, maka akan segera dilakukan penanganan sehingga dana perbaikan serta perawatan Jembatan Glendeng bersumber dari provinsi.
“Statusnya saat ini ibarat ada anak sudah dirumat, tapi tidak punya akta,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk kerusakan kali ini pihaknya menyerahkan kepada kontraktor karena masih dalam masa perawatan.
Untuk diketahui, Jembatan Glendeng kembali diportal setelah dibuka untuk roda empat pada Jumat (04/02/2022). Jembatan yang berdiri di atas Sungai Bengawan Solo ini mengalami keretakan pada fondasi di sisi utara, tepatnya di Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.
Sebelumnya jembatan ini longsor dan rusak pada fondasi sisi utara sejak 3 November 2020. Akibat kejadian itu, Jembatan Glendeng ditutup total mulai 4 Desember 2020.
Selama jembatan ditutup, arus lalu lintas dialihkan ke jalur alternatif, yaitu ke arah Ponco, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, menuju Jembatan Kaliketek, Kabupaten Bojonegoro.
Kemudian pada 6 September 2021 dilakukan perbaikan pada Jembatan Glendeng. Perbaikan selesai dan mulai bisa dilewati roda dua pada 4 Januari 2022. Satu bulan kemudian, Jembatan Glendeng mulai bisa dilewati roda empat, tepatnya pada 4 Februari 2022 dengan batas maksimal berat kendaraan yaitu 8 ton.
Namun, pada akhir Februari 2022, jembatan ini kembali retak dan dipasang portal yang melarang roda 6 dan selebihnya dilarang melintas.