PASURUAN, Tugujatim.id – Pemasangan bendera raksasa di Kampung Piala Dunia di Pesisir Pasuruan, tepatnya di Desa Gerongan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, sudah jadi tradisi turun-temurun. Sejak bergulirnya Piala Dunia ke-16 pada 1998, warga Desa Gerongan berinisiatif hiasi kampungnya dengan bendera-bendera negara peserta pesta sepak bola dunia setiap empat tahun sekali.
Tidak tanggung-tanggung, hampir sekitar 3.000 warga di 5 dusun Desa Gerongan, Kabupaten Pasuruan, akan memasang bendera tim jagoannya di Piala Dunia 2022. Bendera raksasa itu menghiasi sepanjang jalan, lapangan, hingga dermaga tempat bersandarnya kapal nelayan di Kampung Piala Dunia di Pesisir Pasuruan. Di balik kemegahan dan indahnya susunan bendera raksasa di Desa Gerongan itu masih tersimpan sisi rivalitas antar pendukung negara peserta Piala Dunia.
Salah satunya Afrizal, 18, pemuda Dusun Karangpanas 1, Desa Gerongan, yang harus merasakan persaingan dengan Romli, 36, ayahnya. Sejak dulu Afrizal mendukung tim Argentina, sementara si ayah mendukung tim Belanda.
“Jadi keluarga saya masang bendera 2, Belanda sama Argentina, nanti masangnya bersampingan,” ujar Afrizal.
Persaingan di antara keduanya akan terasa ketika tim Argentina dengan tim Belanda bertemu. Sesuai aturan Kampung Piala Dunia di Pesisir Pasuruan ini, salah satu bendera yang dipasang bapak dan anak harus dicopot apabila tim sepak bola negara jagoannya kalah.
Meski begitu, bagi Afrizal, rivalitas dengan ayahnya hanya terjadi selama pertandingan Piala Dunia berlangsung. Selebihnya, dia, ayahnya, bahkan warga desa lainnya tetap hidup rukun sebagaimana biasanya.
“Kadang juga gantian traktiran rokok buat seru-seruan, siapa timnya yang kalah, itu yang harus belikan rokok,” ungkapnya.