MALANG, Tugujatim.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengikuti acara haul ke-12 Gus Dur yang digelar oleh Tugu Media Group secara Hybrid. Gus Yasin, sapaan akrabnya, hadir secara online, Selasa (4/1/2022).
Dalam acara bertema Meneladani Gus Dur dalam Kepemimpinan dan Humanisme, Gus Yasin mengatakan bahwa Gus Dur dicintai oleh semua umat.
“Wajar saja jika Gus Dur menjadi milik seluruh umat. Karena siapapun beliau cintai, siapapun beliau sayang, siapapun beliau pikirkan. Bukan hanya umat Islam saja tapi juga umat-umat beragama lain di negara ini,” ujar Taj Yasin Maimoen.
Yasin mengatakan bahwa Gus Dur memiliki sejarah besar dalam membangun dan mewujudkan demokrasi, kebebasan berpendapat hingga memperjuangkan hak hak kaum minoritas.
Gus Dur, menurutnya, juga merupakan sosok pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan responsif dan mengakomodir. Sehingga tak heran jika sosok Guru Bangsa ini dicintai semua umat di Indonesia.
“Gaya kepemimpinan Gus Dur itu bisa dikategorikan kedalam kepemimpinan tranformasional, yang lebih mengutamakan kepentingan bersama,” jelasnya acara yang digelar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, itu.
Tak kalah menarik, Gus Yasin juga membeberkan ketika Gus Dur menghapus TAP MPR RI Tahun 1966 yang secara garis besar membahas tentang ketentuan hak keturunan dari generasi penganut Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dia menilai apa yang dilakukan Gus Dur adalah langkah yang benar. Sebab semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama.
Gus Yasin yang merupakan anak KH Maimoen Zubair itu bukan tanpa sebab memberikan penilaian itu. Sebab dalam literatur apapun tak ada yang bisa menjelaskan tentang dosa keturunan.
Bahkan dia juga mengungkapkan bahwa KH Maimoen Zubair juga sangat mengapresiasi atas apa yang menjadi keputusan Gus Dur ketika mencabut TAP MPR itu. Meskipun kemudian dari langkah itu, muncul gelombang penentangan dari berbagai pihak hingga membuat Gus Dur memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden RI.
“Semasa hidup, KH Maimoen Zubair pernah bertanya kepada saya kenapa Gus Dur diberi kemuliaan sedemikian rupa?,” ucapnya.
Kemudian Gus Yasin menjawab bahwa Gus Dur dimuliakan Allah karena beliau menjalankan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai rahmat bagi seluruh makhluk yang ada di muka bumi. Menyayangi semua umat dan makhluk di bumi.
“Tetapi jawaban KH Maimoen bukan hanya itu saja. Namun Gus Dur itu menyelamatkan seluruh ulama bahkan kiai yang ada di Indonesia,” bebernya.
Jawaban itu lantas membuat Gus Yasin terus bertanya-tanya, kenapa bisa seperti itu. Dan, benar saja memang tidak ada literatur yang bisa menjelaskan tentang dosa keturunan. Sebab, semua dosa akan ditanggung oleh masing-masing orang.
“Maka Gus Dur sudah tepat ketika mencabut TAP MPR yang mengambil hak keturunan orang-orang yang ada di pergerakan partai PKI. Di sinilah Gus Dur menyelamatkan umat muslim di Indonesia. Kalau itu masih diberlakukan, artinya semua masih menganggap keturunan PKI itu salah terus, gak pernah benar,” jelasnya.
“Padahal mereka sudah menyerahkan hak kewarganegaraan di Indonesia, sudah taat aturan di Indonesia dan lain sebagainya. Sehingga dosa orang tuanya tidak bisa dilimpahkan ke keturunan PKI,” imbuhnya.
Dari situlah berdasarkan nasihat KH Maimoen Zubair, sosok Gus Dur telah mendapatkan kemuliaan dari Allah swt.
Gus Yasin juga mengatakan bahwa dalam masa kepemimpinannya, Gus Dur selalu mengedepankan urusan umat dan mengedepankan semua urusan semua hak warga Indonesia tanpa memandang golongan tertentu.
“Ketika beliau mengundurkan diri sebagai Presiden, sebenarnya bisa saja beliau menggerakan pasukan TNI Polri untuk menghalau pergerakan yang ingin menggulingkannya. Tapi beliau tidak melakukan itu, beliau memilih menyelamatkan kebersamaan dan keutuhan bangsa ini,” paparnya.
“Gitu aja kok repot adalah kalimat yang sering diungkapkan beliau. Itu sebenarnya mengandung arti yang luas. Gak usah geger, semua bisa dimusyawarahkan. Sehingga penyelesainnya bisa lebih baik,” tandasnya.
Kegiatan yang digelar secara hybrid atau virual dan offline itu menghadirkan sejumlah tokoh narasumber. Mulai dari Wali Kota Malang, Sutiaji, Rektor UIN Malang, Prof Zainuddin, hingga Mantan Kepala Protokol Istana Era Gusdur, Wahyu Nuryadi. Tak hanya itu, Putri ketiga Gus Dur, Anita Wahid, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf turut hadir secara online.
Untuk diketahui, Haul Gus Dur kali ini digelar secara hybrid. Namun, peserta offline event ini terbatas. Adapun, event ini turut didukung penuh oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), OJK Malang, Pertamina, Grand Mercure Malang, Bank Jatim, Climate Change Frontier dan Malang Strudel.