JEMBER, Tugujatim.id – Hama tikus menyerang lahan pertanian di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. Dari luas 4 hektare lahan tanaman jagung yang mendekati masa panen itu, setengahnya telah rusak akibat hama tikus.
Marjuki, salah seorang petani jagung yang terdampak mengatakan, hama tikus menyerang kebun miliknya sekitar akhir September 2024. Tikus-tikus itu menggerogoti biji jagung dan menyisakan bonggolnya saja.
“Hingga saat ini dua hektare yang mengalami kerusakan parah, tikus memakan biji jagung dan tersisa bonggolnya saja,” ujar Marjuki saat ditemui Tugujatim.id pada Minggu sore (06/10/2024).
Baca Juga: Gresik United dan Persipura Jayapura Berbagi Poin, Laga Berakhir tanpa Gol di Tuban
Dia melanjutkan, tanaman jagung yang diserang hama tikus itu berusia 83 hari, hanya perlu menunggu sekitar 20 hari lagi untuk memanennya. Kejadian itu tentunya membuat para petani meradang. Tidak hanya satu petani yang mengalami nasib yang sama, tetapi beberapa petani yang memiliki lahan berdekatan.
Bahkan, petani kedelai yang berada di sekitar tanaman jagung juga mengalami nasib serupa.
“Ini pemilik kebun kedelai sudah menyemprot mati tanamnya karena sudah tidak yakin bisa panen,” ujar Marjuki saat melintas di antara kebun jagung dan kedelai.
Majuki menjelaskan, awal kejadian hama tikus menyerang lahan pertanian. Awal mula tikus-tikus itu menyerang tanaman kedelai. Setelah diketahui pemilik kebun kedelai, akhirnya dilakukan pembasmian dengan meracun tanaman. Upaya tersebut dilakukan dengan harapan hama tikus juga dapat dibasmi.
Alih-alih membasmi, hama tikus berubah haluan menyerang tanaman jagung. Setidaknya, sekitar dua hektare kebun jagung itu dihabisi hama tikus selama satu minggu saja. Karena itu, para petani termasuk Marjuki telah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tikus.
Mulai dari memasang plastik di setiap buah jagung dan menggunakan Rodentisida racun asap sesuai dengan rekomendasi dinas pertanian. Di mana, cara kerja racun asap itu dengan cara dibakar, kemudian mengarahkan asap yang berbau menyengat ke dalam lubang tempat tinggal hama tikus.
Kendati demikian, Majuki mengaku cara tersebut kurang efisien. Sebab, racun yang disulut ke dalam lubang tidak serta merta langsung tertuju. Tapi, hama tikus masih bisa melalui lubang-lubang yang tersebar di bawah tanah.
Sementara itu, penggunaan plastik di setiap buah jagung dirasa kurang mengakomodasi dilakukan, mengingat lahannya terlalu luas.
“Sehingga ini yang diplastikin hanya yang di pinggir-pinggir saja sama yang dekat lubang tikus,” ujar Marjuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati