BOJONEGORO, Tugujatim.id – Harga cabai di Bojonegoro saat ini tengah mengalami penurunan. Akibatnya, para petani mengeluhkan kerugian dari hasil penjualan cabai yang murah.
Seperti yang dirasakan salah satu petani cabai yang berasal dari Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, bernama Saifulloh Ansori.
“Awal Agustus lalu, harga cabai masih terbilang stabil, tapi semakin hari semakin menurun harganya,” tutur Saifulloh, Rabu (01/09/2021).
Saifulloh menuturkan, awal Agustus lalu harga jual cabai masih di angka Rp 30.000 dalam satu kilogram. Namun, kini harganya turun mencapai Rp 25.000 per kilo atau sebanyak 25 persen, ini terbilang penurunan yang cukup tajam.
Pria yang memiliki ladang seluas 2.500 m² itu mengatakan, dalam sekali panen dirinya berhasil memperoleh 170 kilogram cabai. Dengan perawatan yang maksimal dan sedikit rumit, dia merasa rugi akan hasil penjualan cabai yang begitu murah.
“Harga cabai di tingkat petani sangat murah, tak sebanding dengan harga pupuk dan perawatannya yang cukup rumit, saya merasa rugi,” katanya.
Dia menyebutkan, harga jual dari petani ke tengkulak kini hanya Rp 5.000 per kilo. Harga tersebut terkadang bisa menurun lagi apabila kualitas cabai yang tidak segar.
“Tengkulak beli dengan harga Rp 5.000, kadang ada juga yang beli dengan harga Rp 4.000,” imbuhnya.
Menurut dia, para tengkulak membeli dengan harga murah diakibatkan masa PPKM yang terus berlanjut sehingga cabai banyak yang tidak bisa diperjualbelikan secara luas.
“Kalau kata para tengkulak itu selama PPKM cabai tidak bisa dijual keluar (luar daerah Bojonegoro), sehingga harganya semakin anjlok,” tutur Saifulloh.