BOJONEGORO, Tugujatim.id – Di hari pertama uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro melakukan kunjungan monitoring di beberapa sekolah yang ada di Bojonegoro, Rabu (01/09/2021).
Sekertaris Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro, Lasiran yang ditemui saat melakukan kunjungan di Sekolah Model Terpadu Bojonegoro, menjelaskan bahwa sebelumnya sudah dilakukan pantauan petugas Disdik dari seluruh sekolah di Bojonegoro secara umum dan hampir seratus persen sudah siap untuk melakukan tatap muka.
Sementara untuk fakta pelaksanaan di lapangan, hari ini semua pejabat disdik ditugaskan untuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PTM terbatas di seluruh sekolah-sekolah yang ada di Bojonegoro. Hal tersebut tidak lain karena pelaksanaan PTM terbatas masih dalam situasi pandemi Covid-19, sehingga perlu adanya tindakan khusus dari sekolah berupa penerapan protokol kesehatan.
“Termasuk saya yang ditugaskan untuk monitoring dan evaluasi sekolah yang ada di wilayah Bojonegoro timur,” ujarnya.

Menurutnya setelah dilakukan pengamatan di SD (Sekolah Dasar) maupun TK (Taman Kanak-kanak) secara umum sudah memenuhi persyaratan PTM. Selain itu, Lasiran menambahkan, pantauannya SOP di Sekolah Model Terpadu sudah dilakukan dengan baik, namun masih perlu penambahan spanduk bertuliskan area wajib masker dan SOP penerapan protokol kesehatan.
“Tak jemu-jemu kita harus terus mengedukasi anak-anak untuk memakai masker,” jelasnya.
Sementara terkait kerumunan yang memungkinkan terjadi akibat pedagang kaki lima yang berjualan dekat sekolah, pihaknya juga terus melakukan edukasi dan menekankan bagi siswa untuk tidak makan di tempat, sehingga setelah membeli jajanan diharapkan langsung dibawa pulang. Selain itu, anak-anak juga di edukasi untuk membawa minuman sendiri.
“Kita juga tidak melarang berjualan, sulit sebetulnya kita itu melarang mereka mencari ekonomi. Tetapi yang harus dipastikan adalah ini tidak boleh makan ditempat, setelah beli langsung dibawa, sehingga tidak berdampak menimbulkan kerumunan,” ujar Lasiran.
Ditemui pada waktu yang sama, Kepala Sekolah Dasar Model Terpadu (SMT) Bojonegoro Tri Wahyu Utomo menjelaskan, pembelajaran tatap muka dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, seperti, sterilisasi terhadap siapa saja yang memasuki kawasan, pengukuran suhu tubuh, wajib bermasker (penyediaan masker gratis bagi yang belum mengenakan), serta ada tempat cuci tangan dan penyemprotan disinfektan setelah pulang sekolah. Selain itu, siswa yang masuk juga dibatasi sebanyak 50 persen dengan tiga kali pertemuan dalam satu minggu.
Bahkan, pemantauan juga diakukan saat siswa pulang, dengan mewajibkan siswa untuk laporan kepada wali kelas melalui group WhatsApp jika sudah sampai dirumah.
“Siswa juga kita wajibkan untuk share lokasi kepada wali kelas jika sudah sampai rumah, dengan begitu menghindari siswa tertular saat mampir beli makanan di luar,” katanya.