JEMBER, Tugujatim.id – Haru dan kebahagiaan terpancar jelas dari wajah Siti Khoimanul Khoiriyah, seorang Pekerja Migran Indonesia asal Jember saat tiba di Stasiun Jember pada Kamis (20/2/2024). Perempuan asal Desa Mayang, Kecamatan Mayang itu akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya setelah mengalami berbagai kesulitan di luar negeri akibat statusnya yang tidak jelas sebagai pekerja migran.
Kisah dialami Siti bermula pada Juni 2024, ketika menerima informasi dari seorang teman mengenai peluang kerja sebagai tenaga Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi. Siti dijanjikan pekerjaan sebagai staf kantoran dengan gaji tinggi, sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Tanpa banyak pertimbangan, ia pun menyetujui tawaran tersebut dan menjalani serangkaian proses administratif yang cukup panjang, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga pendataan resmi.
Sebulan kemudian, Siti berangkat menuju Riyadh. Namun, setibanya di sana, kenyataan yang ia hadapi jauh dari ekspektasi. Semua janji tentang pekerjaan dan fasilitas ternyata hanyalah omong kosong.
BACA JUGA: Pekerja Migran Jember Kaki dan Tangan Menghitam Serta Keras Berawal dari Operasi Bisul Saat di Singapura
Alih-alih bekerja di kantor, ia justru ditempatkan di sebuah penampungan pekerja migran dan dilatih sebagai asisten rumah tangga. Kondisi di penampungan tersebut pun sangat memprihatinkan.
“Banyak pekerja migran yang tidur di lantai dan tangga. Untungnya, ada seseorang yang berbaik hati memberi saya tempat tidur,” ungkap Siti dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya itu, pihak perusahaan yang membawanya ke Arab Saudi justru lepas tangan atas nasibnya. Siti harus bertahan selama berbulan-bulan tanpa kejelasan mengenai pekerjaannya.
Luntang-Lantung Tanpa Pekerjaan di Arab Saudi
Meskipun sudah menjalani pelatihan sebagai asisten rumah tangga, ia tetap tidak mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi, ia mengaku mengalami perlakuan kurang menyenangkan selama di sana, yang membuatnya semakin ingin pulang.
Oktober 2024, Siti akhirnya memberanikan diri untuk membuat video permohonan bantuan yang ia unggah ke TikTok. Video tersebut kemudian viral dan menarik perhatian berbagai pihak.
Namun, proses pemulangannya bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan banyak koordinasi antarinstansi serta pengurusan dokumen yang rumit. Setelah melalui berbagai upaya, akhirnya Siti bisa kembali ke Jember dengan selamat.
Koordinator Wilayah Migrant CARE Jember, Bambang Teguh Karyanto, yang turut menyambut kepulangan Siti, menyatakan bahwa kasus serupa bukanlah hal baru. Menurutnya, masih banyak pekerja migran yang mengalami nasib serupa akibat kurangnya perlindungan.
BACA JUGA: Pemerintah Jemput 211 WNI Dideportasi Arab Saudi
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk segera merancang peraturan daerah (Perda) guna melindungi pekerja migran. “Sosialisasi mengenai migrasi yang aman harus lebih digencarkan.
Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah dengan membuat regulasi khusus di tingkat daerah. Kami di Migrant CARE juga sudah bekerja sama dengan pemerintah desa untuk meningkatkan perlindungan bagi para pekerja migran,” ujar Bambang.
Dengan semakin banyaknya kasus pekerja migran yang mengalami masalah serupa, diharapkan pemerintah bisa lebih aktif dalam memastikan perlindungan dan keamanan bagi warganya yang bekerja di luar negeri.
Kejadian seperti yang dialami Siti seharusnya menjadi pembelajaran agar tidak terulang kembali di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko