Foto bersama para undangan yang hadir dalam Haul ke-12 Gus Dur secara hybrid pada Selasa (04/01/2022). (Foto: Rubianto)
MALANG, Tugujatim.id – Pelaksanaan Haul ke-12 Gus Dur secara hybrid digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (04/01/2022). Haul yang kembali diselenggarakan Tugu Media Group (Tugu Malang ID dan Tugu Jatim ID) bertema “Meneladani Gus Dur dalam Kepemimpinan dan Humanisme”.
Dalam kegiatan ini, hadir di antaranya Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji; Wakil Bupati Malang, Drs H Didik Gatot Subroto; Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Dr H Isroqunnajah MAg; Rektor Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Dr. Pieter Sahertian; CEO Tugu Media Group Irham Thoriq; serta Forkopimda se-Malang Raya.
Kegiatan yang digelar secara hybrid atau virual dan offline itu menghadirkan sejumlah tokoh narasumber. Mulai dari Wali Kota Malang, Sutiaji, Rektor UIN Malang, Prof. Zainuddin hingga Mantan Kepala Protokol Istana Era Gus Dur, Wahyu Muryadi.
Mantan Kepala Protokol Istana Era Gus Dur Wahyu Muryadi saat mengisi acara Haul Gus Dur di UIN Malang. (Foto: Rubianto/Tugu Malang)
Tak hanya itu, Putri ketiga Gus Dur, Anita Wahid, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf hingga Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen juga turut hadir secara virtual dalam Haul ini.
Ketua Panitia Pelaksana, Bayu Eka menyampaikan Haul Gus Dur yang berkolaborasi dengan UIN Malang ini merupakan kegiatan yang berlangsung untuk kedua kalinya. Tujuannya, untuk mengenang sekaligus memberikan penghormatan terhadap almarhum presiden ke-4 RI, KH Abdurrachman Wahid.
“Semoga senantiasa kita dapat meneladani Gus Dur yang dikenal sebagai bapak pluralisme ini karena gagasan sekaligus pembelaan beliau yang konsisten terkait pentingnya menghormati perbedaan sebagai bangsa yang beragam,” ujarnya.
Dr H Isroqunnajah MAg, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kolaborasi yang berlangsung dengan protokol kesehatan ketat tersebut. Menurutnya, setelah 12 tahun meninggalnya Gus Dur, sosoknya yang menembus batas perbedaan apapun tetap menginspirasi.
“Kita semua tahu betapa substantif ajaran agama untuk menyayangi apa saja yang ada di alam semesta ini. Sosok Gus Dur menembus batas perbedaan apapun baik agama, ras dan budaya. Beliau menempatkan bahwa kasih diatas segalanya,” imbuhnya.
“Karena itu 12 tahun masa yang lama, kita seolah ditinggal lama sekali oleh Gus Dur dan merindukannya. Seorang Gus Dur dimana saja akan menginspirasi kita semua sebagai bagian dari umat manusia dalam berbangsa dan bernegara. Maka siapapun yang tidak paham dengan Gus Dur, mengutip ucapannya, ya biarin saja gitu saja kok repot,” sambung dia.
Kepemimpinan Gus Dur Responsif dan Mengakomodasi
“Wajar saja jika Gus Dur menjadi milik seluruh umat. Karena siapapun beliau cintai, siapapun beliau sayang, siapapun beliau pikirkan. Bukan hanya umat Islam saja tapi juga umat umat beragama lain di negara ini,” ujar Taj Yasin Maimoen, yang juga Wagub Jateng ini.
Yasin mengatakan bahwa Gus Dur memiliki sejarah besar dalam membangun dan mewujudkan demokrasi, kebebasan berpendapat hingga memperjuangkan hak hak kaum minoritas.
“Gaya kepemimpinan Gus Dur itu bisa dikategorikan kedalam kepemimpinan tranformasional, yang lebih mengutamakan kepentingan bersama,” jelasnya.
Tak kalah menarik, Yasin juga membeberkan ketika Gus Dur menghapus TAP MPR RI Tahun 1966 yang secara garis besar membahas tentang ketentuan hak keturunan dari generasi penganut Partai Komunis Indonesia (PKI).
Gus Dur menurutnya juga merupakan sosok pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan responsif dan mengakomodir. Sehingga tak heran jika sosok Guru Bangsa ini dicintai semua umat di Indonesia.
Yasin menilai apa yang dilakukan Gus Dur adalah langkah yang benar. Sebab semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama.
Yasin yang merupakan anak dari KH. Maimoen Zubair itu bukan tanpa sebab memberikan penilaian itu. Sebab dalam literatur apapun tak ada yang bisa menjelaskan tentang dosa keturunan.
Bahkan dia juga mengungkapkan bahwa KH. Maimoen Zubair juga sangat mengapresiasi atas apa yang menjadi keputusan Gus Dur ketika mencabut TAP MPR itu. Meskipun kemudian dari langkah itu, muncul gelombang penentangan dari berbagai pihak hingga membuat Gus Dur memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden RI.
“Semasa hidup, KH. Maimoen Zubair pernah bertanya kepada saya kenapa Gus Dur diberi kemuliaan sedemikian rupa?,” ucapnya.
Kemudian Yasin menjawab bahwa Gus Dur dimuliakan Allah karena beliau menjalankan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai rahmad bagi seluruh mahkluk yang ada di muka bumi. Menyayangi semua umat dan makhluk di bumi.
“Tetapi jawaban KH. Maimoen bukan hanya itu saja. Namun Gus Dur itu menyelamatkan seluruh ulama bahkan kyai yang ada di Indonesia,” bebernya.
Jawaban itu lantas membuat Yasin terus bertanya tanya, kenapa bisa seperti itu. Dan benar saja memang tidak ada literatur yang bisa menjelaskan tentang dosa keturunan. Sebab, semua dosa akan ditanggung oleh masing masing orang.
Wakil Gubernur Jateng H. Taj Yasin Maimoen saat mengikuti Haul ke-12 Gus Dur secara hybrid pada Selasa (04/01/2022). (Foto: Tugu Media Group)
“Maka Gus Dur sudah tepat ketika mencabut TAP MPR yang mengambil hak keturunan orang orang yang ada di pergerakan partai PKI. Disinilah Gus Dur menyelamatkan umat muslim di Indonesia. Kalau itu masih diberlakukan, artinya semua masih menganggap keturunan PKI itu salah terus, gak pernah benar,” jelasnya.
“Padahal mereka sudah menyerahkan hak kewarganegaraan di Indonesia, sudah taat aturan di Indonesia dan lain sebagainya. Sehingga dosa orang tuanya tidak bisa dilimpahkan ke keturunan PKI,” imbuhnya.
Dari situlah berdasarkan nasihat KH. Maimoen Zubair, sosok Gus Dur telah mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.
Yasin juga mengatakan bahwa dalam masa kepemimpinannya, Gus Dur selalu mengedepankan urusan umat dan mengedepankan semua urusan semua hak warga Indonesia tanpa memandang golongan tertentu.
“Ketika beliau mengundurkan diri sebagai Presiden, sebenarnya bisa saja.
Beliau menggerakan pasukan TNI Polri untuk menghalau pergerakan yang ingin menggulingkannya. Tapi beliau tidak melakukan itu, beliau memilih menyelamatkan kebersamaan dan keutuhan bangsa ini,” paparnya.
“Gitu aja kok repot adalah kalimat yang sering diungkapkan beliau. Itu sebenarnya mengandung arti yang luas. Gak usah geger, semua bisa dimusyawarahkan. Sehingga penyelesainnya bisa lebih baik,” tandasnya.
Hadir dalam acara itu, Rektor UIN Malang Prof Dr M. Zainuddin MA, Kepala Protokol Istana Era Gus Dur dan Mantan Pemred Majalah Tempo Wahyu Muryadi, dan Wali Kota Pasuruan Drs H. Saifullah Yusuf.
Untuk diketahui, Haul Gus Dur kali ini digelar secara hybrid. Namun, peserta offline event ini terbatas. Adapun, event ini turut didukung penuh oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), OJK Malang, Pertamina, Bank Jatim, Grand Mercure Malang, Climate Change Frontier dan Malang Strudel.
SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...
MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...
MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...