Tugujatim.id – Sudah menjadi kewajiban orang tua harus bisa mendidik anaknya dengan baik, supaya kelak menjadi anak yang saleh. Namun, tidak semua orang tua bisa memahami kewajiban itu. Rasulullah, Nabi Muhammad SAW memberikan arahan bagi orang tua dalam mendidik anaknya. Arahan tersebut berkaitan dengan perlakuan anak di setiap tahap tumbuh kembangnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, Beberapa di antaranya pesan Rasulullah SAW dalam mendidik anak, yakni;
1. Pertama, pendidikan akhlak bagi anak sehingga anak tersebut memiliki akhlak yang mulia merupakan pemberian orang tua yang paling utama. Dalam surat Al-Anbiya: 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya : Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah Muhammad SAW diutus sebagai rahmat seluruh alam. Salah satu makna rahmat adalah kasih sayang. Dengan akhlak penuh kesantunan, Nabi menjadi penebar kasih sayang bagi sekitarnya.
2. Kedua, diperkenalkan dalam cara mendidik anak, adalah tentang ketauhidan. Ini adalah hal utama yang harus diajarkan, sebelum pelajaran lainnya, seperti mengajarkan tentang Al-Qur’an.
Dalam Sya’bul Iman, juz 6, hal.398 dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa setiap orang tua harus memberikan informasi tentang kalimat “Lailaha-illaallah” untuk pertama kalinya, sebelum sang anak belajar tentang kata atau kalimat apapun. Tidak hanya ketika sang anak baru lahir, ketika sang anak hendak meninggal dunia, bacaan “lailaha-Illallah”, juga sebaiknya diperdengarkan.
3. Ketiga, Rasulullah SAW telah menyampaikan bahwa usai mengajarkan anak belajar agama (salat) ketika sudah tujuh tahun. Jika belum genap tujuh tahun anak tidak boleh dituntut untuk bisa belajaran agama kecuali hanya memperkenalkannya. Diriwayatkan dari Abu Hanifah R.A. yang mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ajarkanlah anak-anak kalian shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukulah mereka jika enggan mengerjakannya pada usia sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka,” (HR. Al-Haitsami)
Dalam Al-Qur’an Surat Thoha :132 menyebutkan,
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa,”
Selain itu, kunci kesuksesan pengajaran Rasulullah SAW juga terletak pada kepiawaian dan kapabilitas beliau dalam menciptakan suasana pembelajaran yang sinergis, serta membebaskan mereka dari kebodohan dan menganjurkan mereka untuk senantiasa bersikap tegas dan konsisten dalam merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan. Rasulullah SAW mensunnahkan agar para orang tua mengajarkan anaknya untuk;
1. mengendarai kuda, berenang dan belajar memanah. Tidak saja dalam arti harfiah, tetapi beberapa pakar menerjemahkan mengendarai kuda adalah mengajarkan anak tentang skill of life. Yaitu memberinya keterampilan atau keahlian.
2. Berenang adalah pelajaran tentang survival of live, bagaimana mendidik anak agar selalu bersemangat, Tidak mudah menyerah dan tegar dalam menghadapi masalah.
3. Kemudian memanah adalah mengajarkan anak untuk memiliki thinking of skill, yaitu dapat menentukan target dalam hidupnya.
Dari anjuran tersebut juga melatih anak dalam kegiatan berolah raga yang bertujuan untuk melatih anak agar tumbuh menjadi anak yang berfisik kuat dan berjiwa sportif. (Moch Abdurrochim/gg)
Referensi: NU online, Republika.co.id, merdeka.com dll