Tugujatim.id – Jawa Timur (Jatim) mengalami inflasi month to month dari delapan kota sebesar 0,29 persen dari November hingga Desember 2023. Namun, dalam skala date to date dan year on year, inflasi 2,92 persen.
Mengutip dari data yang diunggah oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim pada Selasa (2/1/2024), inflasi pada level kabupaten/kota tertinggi di Sumenep yakni 5,08 persen sementara terendah di Banyuwangi 2,15 persen.
Enam kota lainnya yang mengalami inflasi yakni Surabaya dengan 3,03 persen, Probolinggo 2,86 persen, Kediri 2,64 persen, Malang 2,56 persen, Madiun 2,35 persen, dan Jember 2,29 persen.
Ketua BPS Jatim, Zulkipli menjelaskan bahwa penyumbang inflasi dan deflasi adalah komoditas seperti beras, cabai rawit, dan cabai merah yang mengalami kenaikan harga pasar 36,22 persen dengan akumulasi inflasi 0,6 persen.
“Daging ayam ras menjadi komoditas dominan penyumbang deflasi terbesar yaitu dengan persentase perubahan penurunan harga sebesar 3,22 persen dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen,” kata Zulkipli, pada Rabu (3/1/2024).
Selain daging ayam, beras juga menjadi penyumbang inflasi dan deflasi terbesar dalam skala year on year dengan kenaikan harga pasar 20,55 persen dan andil inflasi 0,83 persen.
“Telur ayam ras menjadi komoditas dominan penyumbang deflasi terbesar yaitu dengan persentase perubahan penurunan harga sebesar 9,29 persen dengan andil deflasi sebesar 0,07,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti