KEDIRI, Tugujatim.id – Dalam rangka menjelang HUT ke-1.218 Kabupaten Kediri, Bupati Hanindhito Himawan Pramana bersama warga melakukan napak tilas Prasasti Harinjing pada Kamis (24/03/2022). Hal ini dilakukan untuk meneladani Bhagawanta Bari sebagai tokoh pelopor pembangunan Kediri dan menghargai prasasti sebagai cikal bakal penetapan HUT Kabupaten Kediri.
Acara yang dilaksanakan di Dusun Sukabumi, Desa Siman, Kecamatan Kepung, tersebut merupakan serangkaian acara menjelang peringatan HUT ke-1.218 yang jatuh pada Jumat (25/03/2022). Dalam serangkaian napak tilas Prasasti Harinjing itu, diawali dengan mengunjungi titik nol, tempat penemuan 3 Prasasti Harinjing. Di mana salah satu prasasti tersebut tersemat nama Kadiri yang kemudian menjadi nama Kediri. Sebelumnya tempat itu merupakan perkebunan kopi yang dikelola Belanda dan sekarang sudah berubah menjadi perkebunan tebu.

Rombongan pun mengunjungi 2 prasasti lain, yaitu Siman dan Pradah, yang menuliskan kisah Bhagawanta Bari sebagai tokoh pembangunan masa lalu di Kediri. Lalu ditutup dengan mengunjungi monumen di masa bupati terdahulu dan wujud hasil karya Bhagawanta Bari yang berupa sistem pengairan bawah tanah.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap, dengan kegiatan Niti Sowan Harinjing 2022 ini dapat menjadi refleksi untuk meneladani Bhagawanta Bari sebagai tokoh pelopor pembangunan Kediri di masa lalu untuk dasar membangun Kediri lebih maju di masa depan. Karena itu, dalam acara tersebut juga digelar doa bersama untuk mendoakan para leluhur.
“Kegiatan napak tilas ini sudah kami mulai sejak kemarin dengan doa bersama warga untuk menyongsong peringatan HUT Kabupaten Kediri, dengan tema Kediri Raya Mukti Hayo Gumegrah Nyawiji. Artinya, Kediri Raya Sejahtera Ayo Bangkit Bersama, mengajak masyarakat bersama-sama membangun Kabupaten Kediri,” ungkapnya.

Sementara Itu, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan (DK4) Kabupaten Kediri Imam Mubarok mengatakan, prasasti yang berada di Desa Siman tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun 804 Masehi. Di mana prasasti itu bertuliskan penghargaan kepada Bhagawanta Bari atas jasanya menanggulangi banjir dari Sungai Harinjing serta berhasil membuat sistem pengairan sehingga hasil pertanian di daerah tersebut meningkat. Dari penghargaan itu, tokoh tersebut dihadiahi tanah yang bebas pajak.
“Prasasti itu adalah bentuk penghargaan kepada Bhagawanta Bari yang berhasil menyudet aliran Sungai Harinjing untuk mengurangi banjir serta irigasi. Dari situlah dapat kita lihat bahwa zaman dulu ada tokoh pelopor pembangunan di Kediri,” tambahnya.
Gus Barok, panggilan akrabnya, mengatakan, saat ini pihaknya mendorong untuk membawa pulang Prasasti Harinjing yang berada di Museum Nasional. Menurut dia, hal itu merupakan bagian terpenting untuk generasi ke depan untuk melihat sejarah di Kabupaten Kediri.
“Kami akan mendorong Mas Bupati untuk berkirim surat kepada presiden guna membawa pulang kembali Prasasti Harinjing,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim