MOJOKERTO, Tugujatim.id – Puncak dari rangkaian haji adalah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Artinya, kurang dari sepekan lagi jemaah haji asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, bakal mengikutinya.
Meski sudah mendapat bimbingan dari pelaksanaan manasik sebelumnya di Tanah Air, namun Kemenag Kabupaten Mojokerto tetap memberikan pemantapan, terlebih kepada jemaah yang baru pertama kali melakukan ibadah haji.
“Meski sudah mendapat manasik beberapa kali sebelumnya, kami tetap memberi bimbingan, khususnya kepada jemaah yang baru pertama kali (melakukan ibadah haji),” terang Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kabupaten Mojokerto, M Zainut Tamam, pada Sabtu (24/6/2023).
Seperti yang dilakukan oleh kloter 81 asal Kabupaten Mojokerto yang menerima edukasi dan pemantapan dari Kemenag Kabupaten Mojokerto. Berlokasi di musala Hotel Retaj Al-Rayyan Arab Saudi, bimbingan yang diikuti sekitar 372 jemaah haji berlangsung sejak pukul 09.00 WAS (Waktu Arab Saudi).
Tidak hanya edukasi dan pemantapan, berbagai pertanyaan turut dilontarkan, seperti kapan jemaah haji mulai bergerak menuju Arafah, kapan mulai memakai baju ihram dan mengambil miqat dan lain sebagainya. “Beberapa pertanyaan juga ditanyakan tadi, seperti kapan berangkat (menuju Arafah) atau kapan ambil miqat,” beber Tamam.
Laman resmi Kemenag Republik Indonesia menyebutkan, pergerakan jemaah haji Indonesia menuju Arafah akan dimulai pada 8 Zulhijjah 1444 H, pukul 07.00 WAS. Jemaah juga akan memakai baju ihram dan mengambil miqat dari hotel masing-masing.
Tamam melanjutkan, terdapat jemaah haji yang mengalami perbedaan waktu berangkat menuju Arafah. Ada jemaah yang berangkat pagi, ada pula yang masuk kloter siang. Maka, jemaah haji yang masuk kloter siang tidak perlu ikut bersiap diri sejak pagi agar tidak terjadi penumpukan di area lobi hotel.
“Kalau berangkat siang, tidak perlu siap-siap sejak pagi. Cukup bersiap diri seperti mandi atau mengenakan baju ihram itu sekitar satu jam atau satu setengah jam sebelumnya,” terang Tamam.
Selain itu, jemaah haji bisa memanfaatkan waktu sebelum menuju Arafah untuk menjaga kondisi dengan beristirahat. “Sebelum tiba waktu menuju Arafah, jemaah bisa beristirahat dulu,” pungkasnya.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti