SURABAYA, Tugujatim.id – Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jihan Rafifah Mahdiyyah berhasil meraih juara tiga dalam lomba orasi ilmiah melalui Kongres Ikatan Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra se-Indonesia (ILMIBSI) ke-XIII di Universitas Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (27/05/2023).
Untuk diketahui, ILMIBSI merupakan perserikatan mahasiswa rumpun bahasa, seni, sastra, dan budaya seluruh Indonesia yamg aktif diselenggarakan setiap tahun. Namun, agenda ini sempat vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19.
Dalam penampilan orasinya, Jihan Rafifah Mahdiyyah membawa tajuk “Cerita dari Surabaya”. Bagi dia, Surabaya bukan hanya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Surabaya juga punya progresivitas dalam melestarikan cagar budaya.
“Saya sering ikut terlibat dan meninjau progresivitas Surabaya dalam melestarikan cagar budaya. Apa yang saya lihat dan amati di kota ini saya sampaikan ke audiens,” kata perempuan yang aktif dalam komunitas Begandring Surabaya tersebut.
Menyukai hal-hal yang berbau sejarah dan kebudayaan, membuat Jihan Rafifah Mahdiyyah memang tidak jarang menelusuri setiap sudut di Kota Pahlawan. Sebab, dengan menelusuri jejak-jejak sejarah bersama teman komunitasnya, maka dapat menjawab rasa penasarannya tentang seluk beluk kota Surabaya.
Tahun ini, ILMIBSI mengusung tema Budaya Nusantara dalam Tantangan Era Globalisasi. Bergelut pada narasi perihal budaya dan globalisasi, Jihan mengaku tema tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh peserta, tidak terkecuali pada dirinya.
“Ketika lomba dimulai tuh sempat khawatir. Sebab, isu yang saya bawa berbeda dengan yang lain. Terlebih, persiapan H-1 jam karena memang informasi delegasi ini baru keluar H-2 sebelum pelaksanaan. Ibaratnya, saya hanya bercerita ke kawan ILMIBSI tentang budaya Surabaya bagaimana dan seperti apa progresnya untuk lomba orasi ilmiah ini,” bebernya.
Bagi Jihan, Surabaya sangatlah menarik. Setidaknya tentang deretan mall yang menjadi ikonik kota ini, justru Surabaya juga kaya akan sejarahnya. Dia juga turut mengapresiasi program pemerintah kota karena memanfaatkan teknologi yang dikemas sedemikian rupa dalam memasarkan sejarah Kota Surabaya.
“Di orasi itu, yang saya tekankan, membangun progresivitas budaya dalam ruang publik. Kita bisa meniru Surabaya menjadi contoh. Dinas budaya dan pariwisata membangun identitas budaya Surabaya melalui media sosial. Lewat platform itu, banyak warga yang juga support dan beri kritik dan saran juga,” imbuhnya.
Tidak lupa, dia juga mengajak kepada seluruh anggota ILMIBSI untuk memanfaatkan media di era globalisasi ini. Terlebih, ILMIBSI sendiri terdiri dari perwakilan mahasiswa budaya dan sastra tiap universitas se-Indonesia.
“Kalau tidak kita, mahasiswa berbudaya dan sastra, yang melestarikannya siapa lagi. Tanamkan mindset peduli pada tradisi dan budaya Indonesia,” tutupnya dalam orasi tersebut.