SURABAYA, Tugujatim.id – Dampak El Nino yang terjadi di lautan Samudera Pasifik turut dirasakan oleh masyatakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Berdasarkan pantauan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang, sebagian besar wilayah di Jawa Timur memang tidak mengalami hujan sama sekali selama dua bulan belakangan.
“Daerah tengah, Madiun hingga Surabaya dan beberapa titik (sebagian besar wilayah Jatim) sudah lebih dari dua bulan tidak hujan sama sekali. Kecuali sebagian Lumajang, Malang, dan Banyuwangi. Di daerah selatan masih ada periode hujan di lima hari terakhir,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Karangploso Malang Ahmad Luthfi kepada Tugujatim.id, Senin (21/08/2023).
Baca Juga: Gara-gara Diduga Senggol Payudara Penjual Cucur, Kuli Panggul di Pasar UKA Benowo Tewas Dikeroyok
Kendati demikian, Luthfi menjelaskan jika dampak kemarau El Nino tidak serta merta dirasakan oleh semua daerah. Sebab, setiap daerah memiliki karakateristiknya masing-masing.
“Terkait dampak tentunya tidak tergenalisasi di seluruh daerah. Untuk seluruh daerah memiliki dampak yang berbeda-beda, tidak bisa diambil kesimpulan di satu kota saja,” jelasnya.
Meski Indonesia khususnya Jawa Timur sedang menghadapi kemarau panjang akibat dampak El Nino, bukan berarti dalam beberapa waktu ke depan Indonesia tidak diguyur hujan sama sekali.
“Dari catatan sejarah yang sudah terjadi meski ada El Nino, itu pasti akan ada musim hujan dan kemarau secara bergantian. Jangan merasa nggak ada hujan sama kali, pasti ada musim hujan,” imbuhnya.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama China Terbaru Rating Tertinggi 2023, Hidden Love Bikin Gamon Penonton
Sebagaimana yang diketahui, El Nino merupakan suatu fenomena di mana lautan Samudera Pasifik memiliki suhu permukaan laut (SST) mengalami peningkatan di atas kondisi normal.
“El Nino itu terjadi kalau lautan di Samudera Pasifik sana lebih panas dari biasanya dan kondisi tertingginya berdasarkan pantauan sekarang, itu nanti puncaknya terjadi pada Desember. Jadi untuk puncak di Agustus-September ini kemaraunya,” beber Luthfi.
Meski suhu ekstrem turut dirasakan di beberapa daerah, BMKG menegaskan bahwa hal tersebut merupakan dampak yang bisa terjadi ketika musim kemarau tiba.
Luthfi menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, fenomena dampak El Nino bukan kali pertama dirasakan di Indonesia. Sehingga masyarakat tentunya sudah paham untuk menghadapi siklus tersebut.
“Ini kondisi yang terjadi berulang-ulang, siklus dan polanya seperti ini. Artinya, masyarakat sudah pernah mendapat pengalaman sejarahnya dengan apa yang dirasakan di waktu sebelumnya. Sehingga tidak perlu khawatir terkait kondisi yang terjadi,” tegasnya.
Namun, meski begitu Luthfi juga menegaskan agar masyarakat terus memantau update kondisi prakiraan setiap wilayah melalui BMKG.
“Masyarakat harus selalu update informasi dari BMKG, wajib!” tegasnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati