Tugujatim.id – Ada beberapa kasus paus orca mati di penangkaran, dan penyebab pasti kematiannya masih diselidiki oleh para ahli. Misalnya, Kiska, orca terakhir yang ditangkap di Kanada, baru-baru ini mati.
Kiska, hewan yang diberi sebutan sebagai paus orca paling kesepian di dunia ini mati di usia 47 tahun. Setelah dipelihara sejak 2011 oleh Marineland Ontario, Kanada. Kiska dilaporkan mati pada 9 Maret 2023. Mengikuti nasib malang lima anak yang lebih dulu mati.
Artikel ini bukan hanya memberi informasi bagaimana kisah Kiska yang meninggal setelah dipelihara belasan tahun. Namun, juga menelisik lebih dalam dan memberi gambaran penyakit dan tingkat stres yang diderita paus saat dipelihara. Tentunya berdasarkan hasil penelitian para ilmuan.
Kisah Matinya Kiska, Paus Orca yang Kesepian
Kisah kematian Kiska menjadi trending topik beberapa hari belakangan. Kiska telah diambil dari alam bebas pada saat masih berusia tiga tahun. Diadopsi dari Islandia bersama orca lainnya yang bernama Keiko. Hewan yang dijadikan bintang dalam film era 1993 yakni Free Willy.
Tak lama, Kiska pun dijual ke Marineland. Hal ini dituturkan oleh Phil Damers, mantan pekerja Marineland. Sedangkan Keiko bernasib lebih beruntung. Walau sempat dijual ke Meksiko, hewan paus ini kemudian dikembalikan ke laut dekat Islandia. Namun, Keiko ditemukan mati karena pneumonia di Teluk Norwegia pada 2003.
Kembali pada kisah Kiska. Hewan malang ini rupanya begitu kuat bertahan. Dia bahkan telah melahirkan lima bayi paus yang diberi nama Hudson, Kanuck, Athena, Nova dan satu lagi yang mati sebelum diberi nama.
Tragisnya, semua anak Kiska mati sebelum berusia tujuh tahun. Rata-rata anak Kiska mati di usia tiga hingga empat tahun. Sejak terakhir kali bayi paus yang dilahirkan mati, Kiska pun tidak lagi melahirkan anak paus.
Video yang menunjukkan dia sedang menabrakkan kepala ke tembok akuarium pun menjadi viral. Hingga akhirnya kelompok pembela hak-hak hewan yakni People for the Ethical Treatment of Animals memberi sebutan “orca paling kesepian di dunia” pada Kiska.
Lebih 180 Paus Orca Mati di Penangkaran, 18 Mati di Marineland Termasuk Kiska
Dalam catatan Inherently Wild, lebih dari 180 orca meninggal di penangkaran. Paus-paus malang itu mati karena beragam penyebab dan umur. Mulai dari stres hingga penyakit seperti pneumonia.
Kematian Kiska menjadi salah satu di antara paus orca yang mati di Marineland. Penangkaran ini menjadi sorotan. Ternyata telah ada 18 paus lain yang harus meregang nyawa karena ditakarkan oleh Marineland dan dijadikan hiburan untuk pengunjung.
Daftar Tempat Penangkaran dan Hiburan dengan Kematian Paus Orca Terbanyak di Dunia:
1. Marineland Ontario Canada : 18 ekor
2. SeaWorld San Diego, California, USA : 18 ekor
3. SeaWorld Orlando, Florida, USA : 14 ekor
4. Nanki Shirahama Adventure World, Japan : 13 ekor
5. Kamogawa Sea World, Japan : 11 ekor
6. SeaWorld San Antonio, Texas, USA : 11 ekor
7. Marineland of the Pacific, California, USA : 9 ekor
8. Sealand of the Pacific, British Columbia, Canada : 8 ekor
9. Marineland Antibes, France : 8 ekor
10. Vancouver Aquarium, Canada : 8 ekor
Penangkapan paus orca memang telah lama dilakukan. Sepanjang 1961 hingga 1970, telah ada 10 paus yang ditangkap dan ditakarkan untuk hiburan. Jumlah ini terus bertambah seiring waktu hingga kini setidaknya lebih dari 180 paus mati di penangkaran.
Menelisik Kematian Paus Orca di Penangkaran atau Kebun Binatang
Dalam kedua kasus tersebut, penyebab kematian masih belum diketahui dan sedang diselidiki. Namun, ada kecurigaan bahwa penyakit mungkin menjadi faktor penyebab kematian mereka.
Menurut beberapa sumber, termasuk penelitian yang dipublikasikan di jaringan jurnal PubMed, pneumonia adalah salah satu penyebab kematian paling umum bagi orca yang ditangkap.
Penyakit lain yang disebabkan oleh pengurungan mereka, seperti infeksi dan epticemia yang juga merupakan penyebab umum kematian. Hal ini diungkap Ridgway lewat penelitiannya pada 1979. Ridgway menyelidiki oseanaria atau penangkaran yang memelihara paus pembunuh di Amerika Utara. Hasilnya, ditemukan bahwa ada banyak gangguan kesehatan yang muncul saat paus dimasukkan dalam penangkaran.
Bagaimana Penangkaran Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Psikologis Paus Orca
Penangkaran dapat memiliki efek berbahaya pada kesehatan fisik orca. Di sana, orca menunjukkan berbagai perilaku abnormal dan sering mati pada usia dini akibat infeksi dan kondisi kesehatan lain yang jarang terjadi di alam liar.
Kehilangan otonomi dan kendali atas aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan kondisi psikologis terkait stres yang dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka.
Dokumentasi oleh Dr Ingrid Visser, Orca Research Trust memperlihatkan bahwa orca tawanan sering menunjukkan gigi yang patah dan aus karena mengunyah kandang mental. Hal ini tentu menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan kerusakan pada gigi mereka. Gigi berlubang inilah yang kemudian menjadi awal masuknya bakteri dan jamur.
1. Munculnya Penyakit karena Dipelihara
Penyebab kematian yang ditentukan saat nekropsi meliputi abses mediastinum, pyometra, pneumonia, influenza, salmonellosis, nefritis, sindrom Chediak-Higashi.
Paus yang dipelihara juga diketahui mengidap infeksi jamur hingga yang paling fatal ialah pecahnya aorta, pendarahan otak. Hal ini tentu sangat membahayakan kehidupan paus orca yang sudah terbiasa bermigrasi dan hidup di lautan lepas.
Dalam catatan tersebut, paus orca betina tawanan tampaknya memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada jantan. Tingkat pertumbuhan paus yang mati lebih besar daripada yang bertahan hidup.
2. Tingkat Stres Meningkat Berakibat Penyakit
Selain itu, stres dan kebosanan akibat penangkaran dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.
Dalam catatan Mark J. Palmer yang berjudul SeaWorld Orcas Continue to Die Much Too Young, terungkap bahwa tingkat kematian bayi di antara orca yang lahir di penangkaran juga tinggi. Pneumonia menjadi penyebab paling umum kematian paus pembunuh di penangkaran.
Hal ini seakan memvalidasi mengapa paus muda yang dilahirkan oleh Kiska, hampir semuanya mati pada usia muda. Kematian paus muda juga dikuatkan oleh artikel Tracy Staedter Orca Calf Dies at SeaWorld: Why Killer Whales Get Sick in Captivity yang dimuat livescience.
Dia mengutip penjelasan ilmuan kelautan sebuah organisasi Animal Welfare Institute yang ada di Washington, Naomi Rose. Beberapa ilmuan mengomentari matinya Kyara. Paus muda yang masih berusia tiga bulan di penangkaran SeaWorld San Antonio Amerika.
“Saya pikir pneumonia adalah penyebab kematian yang cukup umum karena mereka hidup dalam keadaan stres tingkat rendah yang konstan,” jelas Naomi Rose.
3. Kesepian dan Kebosanan di Penangkaran Berdampak ke Emosional Paus
Penangkaran dapat memiliki beberapa efek emosional pada orcas. Penelitian telah menunjukkan bahwa penangkaran dapat mengubah kepribadian paus pembunuh, meningkatkan neurotisme dan agresi.
Paus kehilangan otonomi dan kendali atas aktivitas sehari-harinya. Hal inilah yang menurut Dr Lori Marino, ketua dari Whale Sanctuary Project, menyebabkan perubahan kondisi psikologis paus. Yakni terkait stres seperti stres kronis dan kesehatan yang buruk.
Kebosanan kronis juga merupakan penyebab kuat dari stres kronis dan gangguan kesehatan pada orca karena kapasitas intelektual dan emosional mereka.
Penawanan telah membuat orca kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam perilaku genetik alami mereka. Ini kemudian menjadi awal mula frustrasi, depresi, dan kecemasan. Bila diamati, stres yang terjadi akan terlihat dari sirip punggung yang layu. Tidak tegak seperti orca yang ditemui di lautan lepas.