Tugujatim.id – Kilas balik momen besar tepat pada 9 Agustus 1945, bom nuklir dijatuhkan oleh AS di Kota Nagasaki. Alat peledak yang berjuluk “Fat Man” ini meluluhlantakkan seluruh kota, mulai dari bangunan, lingkungan, serta makhluk hidup sekitar.
Tiga hari sebelumnya kejadian, 6 Agustus 1945 “Little Boy” (kode bom atom bagi Hiroshima) juga dikerahkan untuk memborbardir seisi wiliyah Hiroshima. Tragedi ini merupakan satu-satunya dan pertama dalam sejarah mengenai penggunaan senjata nuklir sekaligus menandai babak akhir Perang Dunia II.
Ada angin ada pohonnya, peribahasa yang pas untuk menggambarkan situasi ini. Pemilihan bom atom sebagai alat didasari nilai efektivitas Amerika Serikat dan sekutu. Nagasaki berfungsi sebagai pusat pabrikasi pertahanan laut dan pangkalan kapal, eksistensinya memberikan dampak yang sangat signifikan akan alutsista laut dan melemahkan kekuatan Jepang. Sedangkan Hiroshima berguna menjadi induk pembuatan instrumen perang serta tempat perhimpunan militer. Pemusnahan itu berimbas pada bopoknya pangkal pemasokan, perakitan alat-alat perang.
Baca Juga: Tak Disangka! 4 Manfaat Gerakan Sholat untuk Kesehatan: Mampu Perbaiki Postur Tubuh
Negeri Paman Sam ingin Jepang segera menyerah dalam peranannya di Perang Global. Buahnya Kaisar Hirohito (pemimpin jepang ke-124) menginstruksikan pembesar militer untuk mundur dari perang dan menyetujui ketentuan yang diberikan oleh sekutu.
Ketaklukkan Jepang kemudian diberitakan melalui radio pada 15 Agustus 1945. Peristiwa ini menjadi cikal-bakal terwujudnya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah kabar pengeboman Hiroshima dan Nagasaki meluas, beberapa unsur pejuang mulai merancang tabiatnya sendiri-sendiri untuk menuju Indonesia Merdeka.
Seluruh rancangan itu alhasil melahirkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang disuarakan oleh Ir Sukarno.
Semenjak dibacakannya teks proklamasi, Jepang pamit undur diri dari negara ini. Menengok rentetan sejarah yang terjadi, semisal Jepang tidak tunduk dari sekutu bagaimana keadaan bangsa ini. Merdekakah Indonesia?
Belum tentu, dan pastinya Indonesia bukan merdeka pada 1945. Negeri ini menjadi negara bawahan Jepang.
Segala aspek berkiblat pada Jepang, entah sistem pemerintahan, politik, hingga bahasa. Dan kita akan dipacu untuk menyukseskan negara sushi itu. Baiknya masyarakat Indonesia memiliki etos kerja, kedisiplinan seperti warga Jepang.
Lantas terjadinya momen Hiroshima dan Nagasaki patut disyukuri. Bila mana Amerika Serikat dan sekutu tidak menyerang Jepang, menjadi negara yang digdaya adalah suatu kemustahilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Muhammad Wahib Ali/Magang
Editor: Dwi Lindawati