BATU, Tugujatim.id – Sektor pariwisata menjadi sektor paling terdampak selama pengetatan mobilitas alias PPKM yang sudah berjalan sebulan ini, terlebih di Kota Batu. Tak hanya destinasi wisata yang kelabakan, tapi juga industri penunjangnya, dalam hal ini yang kebagian imbas adalah biro pariwisata.
Tak sedikit, para pelaku biro wisata di Kota Batu yang gagal berkutik. Banyak cara mereka lakukan untuk tetap dapat bertahan hidup, mulai terima pengiriman buah, menarik uang tabungan bahkan hingga menjual armada travel untuk dapat sekedar menyambung hidup.
Situasi ini dikisahkan salah satu pelaku biro wisata di Kota Batu, M. Rizky Ramdan yang kebingungan mencari penghasilan dari mana selama masa pengetatan mobilitas ini.
”Kalau situasi kayak gini sudah gak bisa ditebak, segala macam peluang pasti harus dikejar. Kayak saya ini karena PPKM ya beralih kirim buah-buahan pun jadi,” kata dia kepada reporter, Senin (9/8/2021).
Kondisi serupa juga dialami biro wisata lain mulai dari menggadaikan aset, menjual armada travel hingga mau tak mau harus menganggur. Untuk di usaha biro miliknya, untul menghidupi karyawannya, dia terpaksa hanya bisa membayar separuh gaji.
”Mau gak mau sebagai pimpinan di saat seperti ini ya wani rugi. Otomatis makan tabungan lagi, sampai terpaksa uang costumer yang terlanjur pesan kita puterin sementara. Semua demi bertahan hidup,” jelasnya.
Uang Sudah Disetor ke Hotel, Customer Minta Refund
Dikatakan Rizky, ada sekitar Rp300-400 juta uang costumer yang masuk namun jadwal keberangkatan ditunda akibat PPKM. Malah sebagian customer ada yang minta refund, sementara uang sudah disetor ke pihak hotel atau tempat wisatanya.
”Terus terang kita sebagai penunjang pariwisata yang kecil ini juga terseok-seok. Apalagi UMKM dan yang jualan di pinggir jalan, gak bayangin kena dampaknya kayak apa,” ujarnya.
Di tengah situasi sulit ini, dia juga menyayangkan bentuk perhatian dari pemerintah yang masih nihil hingga saat ini, Hingga saat ini, dia mengaku tidak merasakan sentuhan bantuan atau keringanan sama sekali. ”Padahal peran kami dalam menunjang sektor pariwisata di Kota Batu juga penting,” kata dia.
”Pemerintah dalam membuat kebijakan penanganan Covid-19 ini terkesan setengah-setengah. Harusnya kan di-lockdown total dan kebutuhan warganya semua dijamin,” tambahnya.
Di tengah situasi sulit ini, Rizky mengaku hanya bisa pasrah dan mengikuti anjuran pemerintah demi upaya bersama memutus mata rantai penularan Covid-19. Tidak ada pilihan lagi, kata dia, selain mendukung anjuran pemerintah.
”Meski dari kita pun juga ingin agar kasus Covid-19 segera berkurang. Dengan begitu, PPKM tidak jadi diperpanjang sehingga aktivitas perekonomian bisa segera pulih dan pariwisata di Kota Batu bisa segera bergerak lagi,” harapnya.