JEMBER, Tugujatim.id – Musik eksperimental kontemporer yang dihasilkan melalui kolaborasi pemusik dari Jember dan Rusia, menjadi persembahan akulturasi budaya yang artistik dan eksotik.
Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, Bambang Rudianto, saat menghadiri acara Seni Pertunjukan Suara oleh Asparta (Astana Pariwisata Tapal Kuda), pada Sabtu (14/7/2024) malam.
“Tadi terbukti ada beberapa komunitas kita yang bersinergi, bermusik dengan mereka (dua musisi Rusia) dan sebuah paduan yang luar biasa baik tadi, luar biasa artistik dan eksotik,” ujar Bambang Rudianto, saat ditemui Tugujatim.id di akhir acara.
Sebelumnya, Bambang Rudianto mengaku mendapatkan informasi dari pihak Asparta, yang akan menggelar pertunjukkan musik eksperimental kontemporer, dengan mengkolaborasikan para pemusik dari Jember dengan dua pemusik dari Rusia.
“Ini rekan-rekan kita dari Asparta (Astana Pariwisata Tapal Kuda) di bawah koordinasi Muhammad Imron, mereka tempo hari menyampaikan informasi bahwa ada tamu dari Rusia yang mereka pashion nya bermusik,” katanya.
Adapun dua pemusik dari negeri beruang merah itu bernama Arthem Demidov dan Paulina Narovskaia. Mereka berdua dengan apik menunjukkan musik eksperimental, dimana Arthem Demidov memainkan alat musik, sedangkan Paulina Narovskaia mempersembahkan suaranya yang merdu nan syahdu.
Selain itu, Bambang Rudianto juga mengungkap, jika terselenggaranya kolaborasi musik eksperimental kontemporer tersebut, dapat menambah warna baru bagi aset Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, yakni Pemandian dan Hotel Kebon Agung yang terletak di Kecamatan Kaliwates.
“Hotel dan Pemandian Kebon Agung ini monoton seperti itu, malam ini sudah menjadi pagelaran yang luar biasa dan banyak yang mengapresiasi. Ini sebagai local pride ya, kearifan lokal kita bisa berakulturasi secara budaya nanti,” paparnya.
Setidaknya, pagelaran musik eksperimental kontemporer yang diinisiasi Asparat menjadi kali pertama bekerja sama dengan Pemkab Jember. “Ini perdana dan sukses alhamdulillah dan mereka sangat terkesan dengan musik-musik kita, kemudian mereka juga terkesan dengan cuaca kita, jadi siang hari panas, malam terasa dingin,” pungkas Bambang Rudianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko