PASURUAN, Tugujatim.id – Cantik! Barangkali satu kata ini bisa menggambarkan kreasi batik ciprat “Pelangi” karya para difabel Kota Pasuruan. Batik warna-warni dengan corak aksen cipratan putih yang abstrak ini seakan mewarnai perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2023 pada Sabtu (09/11/2023).
Di tengah hangatnya pagi, aura keceriaan memenuhi seluruh areal Taman Kota Pasuruan. Dengan senyuman yang tergaris di wajah, para kaum difabel menunjukkan talentanya.
Tidak kurang dari 100 orang perwakilan difabel bergantian mencipratkan lilin cair di atas kain putih berukuran 1 x 6,5 meter. Cipratan itu mulanya tidak beraturan. Namun, keindahannya baru terasa tatkala kain putih itu menjelma menjadi “pelangi”.
Goresan kuas dari cat beragam warna itu pun ditorehkan dengan bebas, sepenuh jiwa. Melahirkan sebuah karya batik ciprat “Pelangi” yang hidup, menarik setiap mata yang memandang.
Salah satu dari ratusan difabel yang ikut menorehkan tangannya pada karya cantik itu adalah Sugiarti. Dia mampu membuktikan keberdayaannya di tengah anggapan negatif orang yang hanya menatap akan keterbatasannya sebagai penyandang daksa.
“Saya baru kali ini nyoba belajar batik, senang sekali rasanya,” ucap Sugiarti.
Wanita yang aktif berkegiatan di Rumah Hebat (Rehat) Disabilitas Kota Pasuruan ini pun tidak menyangka.
Cipratan-cipratan kecil lilin cair dan warna-warni yang dia goreskan tanpa beban ini justru terlihat memukau.
“Ke depannya pingin buat lagi, semoga bisa lebih bagus,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Pasuruan Kokoh Ari Hidayat mengatakan, meski para penyandang difabel ini baru belajar membatik, tapi hasilnya memuaskan. Dinas Sosial Kota Pasuruan mengapresiasi batik cantik buah kreasi bersama penyandang netra, rungu wicara, daksa, dan grahita ini dengan menjadikannya salah satu pakaian dinas.
“Kami akan pesan dan ini masih membuat 32 meter, itu cukup untuk 16 orang. Pegawai dinsos kan lumayan banyak, nanti akan kami pesan 52 meter. Kami akan pakai,” imbuhnya.
Sebanyak 340 difabel lainnya juga turut unjuk kebolehan di perlombaan sesuai bidang talentanya masing-masing. Ada yang menyuguhkan kemampuan tarik suaranya, fashion show, menari, baca puisi, mewarnai, hingga pantomim.
“Kami buat tahun ini lebih meriah. Kami ingin mereka lebih berdaya, lebih semangat, dan lebih mandiri. Jangan hanya di rumah saja, tapi bebas berkarya dan diterima di mana pun,” ungkapnya.
Sedangkan Ketua TP PKK Kota Pasuruan Fatma Saifullah Yusuf menaruh harapan besar pada karya batik ciprat dengan corak warna-warni karya para difabel.
“Mungkin namanya nanti batik ciprat-ciprit. Tentunya masih belajar, ada yang rungu, netra, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan hasilnya bisa kami pakai dan nantinya mereka bisa lebih percaya diri lebih bangga karena hasil karyanya diapresiasi,” harap Fatma.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati