MOJOKERTO, Tugujatim.id – Memasuki musim kemarau, wilayah Kabupaten Mojokerto mendapat status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla 2023. Dari status tersebut, tiga desa di Kabupaten Mojokerto yaitu Kunjorowesi dan Manduro Manggunggajah di Kecamatan Ngoro, dan Duyung di Kecamatan Trawas, ditetapkan mengalami krisis air bersih.
Sebanyak 443 truk tangki air telah disiapkan untuk desa-desa tersebut. Masing-masing truknya berkapasitas 4.000 liter. Penyaluran air bersih sendiri telah dimulai sejak 12 Juni-2 Agustus 2023.
Namun, jelang berakhirnya dropping air bersih ini belum mendapat respons balik dari tiga desa yang dilanda kekeringan tersebut. Per Senin (31/07/2023), baru dua desa yang mengajukan perpanjangan dropping air bersih, yaitu Manduro Manggunggajah di Kecamatan Ngoro dan Duyung di Kecamatan Trawas.
“Manduro dan Duyung sudah bersurat resmi kepada kami. Sedangkan satu desa masih kami tunggu,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim, Senin (31/07/2023).
Khakim melanjutkan, sebelumnya BPBD Kabupaten Mojokerto sudah berusaha berkontak dengan pihak Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, baik melalui pesan singkat maupun panggilan telepon. Namun, Khakim baru mendapat kepastian pengajuan tambahan dropping air bersih pada Senin (31/07/2023).
“Infonya katanya hari ini (31/07/2023) akan berkirim surat. Kami tunggu saja karena sebelumnya sudah coba ditelepon maupun di-WA juga,” beber Khakim.
Sementara itu, 443 truk tangki air bersih ini dianggarkan sebesar Rp199.350.000. Bila ternyata ada penambahan dropping air bersih setelah 2 Agustus 2023, Khakim mengatakan, akan mengambil dari skema belanja tidak terduga (BTT).
“Bila ada penambahan dropping lagi, nanti rencananya pakai skema BTT,” ujar Khakim.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati