SURABAYA, Tugujatim.id – Salah satu Ketua MUI Jatim, Profesor M Mas’ud Said mengajak masyarakat di era modern untuk pandai-pandai bertobat sekaligus bersyukur.
Hal ini disampaikan cendikiawan yang juga Komisaris Independen Bank Jatim dalam kegiatan Ngaji Ngabuburit Ramadhan 1444 H, di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jatim, pada Rabu (19/4/2023) petang.
“Bersyukur karena kita hidup dengan banyak pemberian Allah SWT, bisa beribadah dan bisa memiliki Masjid Nasional di Jawa Timur ini. Kita sungguh-sungguh bertobat karena boleh jadi tak terasa kita telah banyak salah dan dosa,” pesan Mas’ud Said.
Dalam pengajian bertema “Taubatan Nasuha di Era Hidup Modern” ini, pria yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama Jatim ini menuturkan bahwa bersyukur menjadi pintu utama untuk bisa masuk menuju pintu tobat.
Mas’ud Said mengatakan bahwa sebagai manusia, setiap harinya tidak pernah luput dari salah dan dosa. Oleh karenanya, dia mengutip ayat Al-Qur’an surah At Tahrim ayat 8 yang memiliki arti bahwa “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya”.
“Karena manusia tempatnya lupa, tidak terasa, makin hari dosa dan salah kita terus menumpuk, oleh karenanya diperlukan tobat nasuha, tobat murni semata-mata hanya pada Allah,” ucapnya.
Kata dia, tobat juga menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam kehidupan setiap manusia, terutama bagi manusia yang hidup di jaman modern. Di mana godaan hawa nafsu semakin mudah didapatkan seiring dengan kemajuan teknologi.
Mas’ud Said menyatakan bahwa tobat bisa merubah hidup manusia dengan menghilangkan segala macam kesulitan. “Kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi salah satunya karena dosa kita, oleh karenanya melalui tobat kita menggantinya dengan kebaikan,” ucapnya.
Mas’ud Said juga mewanti-wanti bahaya hawa nafsu juga bisa mengantarkan manusia untuk terjerumus melakukan dosa-dosa besar.
Dia menjelaskan, beberapa dosa besar akibat menuruti hawa nafsu adalah dosa syirik, membunuh, durhaka kepada orang tua, makan harta anak yatim, meninggalkan shalat, rakus, memakan harta haram, mabuk-mabukan, memutuskan tali silaturahm, berbohong, hingga bergunjing.
“Untuk menjauhkan diri dari dosa besar adalah dengan melakukan shalat malam, birrul walidain atau berbakti pada orang tua, salawat, sedekah, puasa, hingga dzikir, ” pungkasnya.