MALANG, Tugujatim.id – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Selasa (29/06/2021). Dalam acara tersebut, Risma bersama Bupati Malang Muhammad Sanusi dan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menyerahkan secara simbolis kartu Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga miskin di Kantor Desa Kanigoro.
Dalam sambutannya, Risma mengungkapkan, acara ini adalah respons dari laporan adanya penyalahgunaan atau korupsi salah satu pendamping PKH yang ada di Kabupaten Malang.
“Selama beberapa tahun mereka tidak menerima, bapak-ibu ini sebenarnya adalah penerima PKH lama sejak 5 tahun lalu. Namun, karena disalahgunakan salah seorang pendamping sehingga baru menerima setelah 5 tahun,” terang mantan Wali Kota Surabaya ini.
Risma mengatakan, saat ini masih dilakukan pengusutan oleh Bareskrim Polri karena kemungkinan masih ada praktik yang sama di daerah-daerah lain.
Acara hari ini, menurut Risma, adalah langkah Kemensos untuk membantu pengembalian kartu PKH kepada penerima manfaat yang sebenarnya.
“Kartu yang lama katanya sudah dibakar, jadi kami bantu dibuatkan kartu yang baru,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, apakah para pendamping PKH tega melihat mereka yang membutuhkan tidak mendapatkan hak-haknya.
“Saya tidak akan main-main dan akan terus melakukan upaya ini (pemberantasan penyalahgunaan PKH). Sebab, mereka semua berhak dan ini adalah haknya, hak orang miskin, kenapa tega melakukan itu,” tegasnya.
Risma bahkan dengan tegas mempersilakan kepada para pendamping untuk keluar jika bekerja tidak dengan ikhlas.
“Kalau memang tidak cukup dan ingin keluar, keluar saja! Keluar saja! Masih banyak yang mau mendapat akses untuk menjadi pendamping,” ujarnya.
“Karena yang kami lakukan ini bukan lagi pertanggungjawaban kalau untuk orang miskin, itu pertanggungjawaban langsung di depan Tuhan. Jadi, saya sampaikan kepada para pendamping kalau tidak ikhlas atau tidak tulus silakan mengundurkan diri,” sambungnya.
Kader PDIP ini juga mengatakan, dia tidak akan memaafkan siapa pun yang tega menyalahgunakan bantuan PKH ini.
“Sebenarnya baru kemarin balik ke Surabaya dan saya sempatkan ke sini. Kenapa? Ini adalah momen saya untuk menyampaikan kepada seluruh pendamping di Indonesia bahwa tidak ada lagi kata maaf, saya tidak akan maafkan!” ujarnya.
“Coba dilihat, justru yang seperti ini yang mereka (oknum pendamping) yang dimainkan karena kondisi fisiknya tidak mampu. Jadi, jangan permainkan lagi apa yang sudah jadi hak penerima manfaat,” imbuhnya.
Dia juga memperingatkan pendamping PKH di daerah-daerah lain yang bermain-main dengan bansos tersebut karena pihaknya sudah bekerja sama dengan Polri dan Kejaksaan Agung.
“Saya tidak main-main lagi, ini ada beberapa daerah yang sudah kerja sama dengan Mabes Polri dan Kejaksaan Agung karena saking banyaknya. Dan saya akan melaporkan hasil ini kepada Bapak Presiden,” ujarnya.