JAKARTA, Tugujatim.id – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah mempercepat distribusi dan memetakan daerah yang harus menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin.
“Setelah Jawa dan Bali, lonjakan kasus Covid-19 mulai bergeser ke daerah. Artinya, pemerintah pun harus mengambil tindakan cepat. Salah satu cara paling tepat adalah memetakan daerah yang harus menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan,” terang La Nyalla, Melalui siaran pers Sabtu (7/8/2021).
Senator asal Jawa Timur ini juga meminta pemerintah memetakan prioritas kelompok yang diutamakan untuk mendapatkan vaksin. Pemerintah harus memiliki pertimbangan untuk kelompok prioritas.
“Misalnya dengan menimbang kerentanan dan aspek pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada daerah yang tak optimal mendapat jatah vaksin. Jika dijalankan, program vaksinasi akan menjadi tepat sasaran. Target menekan pandemi juga bisa tercapai,” tuturnya optimis.
Untuk mendukung hal tersebut, La Nyalla meminta pemerintah pusat mempercepat pendistribusian vaksin ke 10 provinsi yang penyumbang angka lonjakan Covid-19.
“Untuk provinsi-provinsi yang menjadi penyumbang lonjakan kasus Covid-19, distribusi vaksin harus disegerakan. Agar, tidak terjadi ledakan angka positif dan angka kematian. Terutama provinsi dengan zona merah di luar Jawa-Bali,” katanya.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo, menyoroti beberapa daerah diluar Jawa-Bali mengalami peningkatan kasus Covid-19. Ada lima Provinsi yang peningkatan kasus, sejak dua minggu terakhir.
“Saya melihat ini angka-angka, hati-hati, ini yang lima provinsi yang tinggi-tinggi di 5 Agustus kemarin, Kaltim kasus aktif yang ada 22.529, Sumut 21.876, Papua 14.989, Sumbar 14.496, Riau 13.958, itu hari Kamis,” kata Jokowi dalam rapat yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (7/8/2021).
Tak hanya, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung secara khusus peningkatan signifikan yang terjadi di Provinsi NTT. pada 1 Agustus 2021 kasus sekitar 886, berselang lima hari berikutnya melesat menjadi 3.598 kasus. Menurutnya, peningkatan seperti yang terjadi di NTT ini harus direspons cepat.
“Dan yang perlu hati-hati NTT, NTT hati-hati saya lihat dalam seminggu kemarin tanggal 1 Agustus NTT itu masih 886, tanggal 1 Agustus, 2 Agustus 410 kasus baru, tanggal 3 Agustus 608 kasus baru, tanggal 4 Agustus 530, tetapi lihat di tanggal 6 kemarin 3.598, angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat,” ujarnya.