MALANG, Tugujatim.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana meminta agar setiap pelajar yang berangkat sekolah menggunakan perahu rakit di wilayah Mergosono dan Bumiayu agar bisa berangkat lebih pagi dan memutar melewati jalur darat.
Suwarjana mengatakan, menaiki perahu rakit di atas Sungai Brantas yang melintas di wilayah Mergosono itu dinilainya sangat berbahaya.
“Gak usah diributkan itu, solusinya ya berangkat lebih pagi,” ujar Suwarjana, Selasa (03/10/2023).
Disinggung tentang toleransi keterlambatan bagi anak sekolah yang harus menggunakan akses lain, Suwarjana menegaskan tidak ada toleransi apa pun. Menurut dia, di dunia pendidikan mengajarkan ketertiban dan kedisiplinan siswa-siswinya.
“Pendidikan itu ketertiban. Kalau setiap ada seperti itu toleransi, terus tertib dan disiplinnya di mana. Kita ini pendidikan ngajarin disiplin kok. Bukan malah alasan,” ungkapnya.
Diketahui, rata-rata pengguna perahu rakit itu merupakan pelajar baik tingkat SD maupun SMP yang bersekolah di SDN 4 Mergosono Malang dan SMPN 7 Bumiayu Malang.
Fasilitas perahu untuk menyeberang di kawasan sungai aliran Brantas tersebut digunakan dikarenakan jembatan gantung yang dikenal dengan Lembayung Mergosono itu mulai September ini dalam perbaikan total. Dari informasi yang didapat, proyek pembangunan Jembatan Lembayung Mergosono akan selesai akhir 2023.
Karena itu, masyarakat di wilayah tersebut memiliki ide solutif untuk membuat perahu sendiri guna menyeberangkan anak-anak sekolah dan para pekerja yang membutuhkan. Suwarjana menegaskan jika pengerjaan proyek jembatan itu hanya 3 bulan dan bukan berlangsung hingga berbulan-bulan.
“Ini kan hanya sekian bulan (3 bulan sampai Desember perbaikan jembatan). Iya kalau selamanya, baru saya cari solusi. Lewat saja yang semestinya, kan gak selamanya,” tuturnya.
Suwarjana juga tidak bisa mengarahkan bus sekolah khusus untuk mengantar para pelajar yang terdampak pembangunan Jembatan Lembayung Mergosono. Sebab, bus sekolah milik Pemkot Malang itu sudah terjadwal dan digunakan untuk ribuan siswa-siswi se-Kota Malang.
“Bus sekolah sudah punya jadwal tetap sesuai rutenya. Kalau saya ambil satu untuk rute ke situ (Mergosono-Bumiayu), yang lain gimana. Banyak kok sekolah yang lebih jauh tempatnya,” ujar Suwarjana.
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati