Tugujatim.id – Bulan rajab atau dalam Bahasa Jawa disebut dengan rejeb, merupakan salah satu bulan istimewa bagi umat islam. Bulan ini dipercaya bisa mendatangkan kebaikan. Bulan rajab disebut sebagai bulan haram, yakni bulan yang dimuliakan.
Ada lima bulan haram menurut umat Islam, yaitu Ramadhan, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pada tanggal 27 Rajab, seluruh umat Islam di dunia merayakan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yaitu peristiwa perjalanan Rasulullah dari Masjidi Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.
Pada orang Jawa, mereka memiliki adat dan tradisi yang dilakukan dalam memperingati bulan mulia ini. Beberapa adat istiadat tersebut sudah kami rangkum menjadi beberapa poin di bawah ini, yuk simak penjelasannya.
1. Yasa Peksi Burak
Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj, masyarakat Yogyakarta akan melaksanakan upacara ini. Yasa berarti membuat atau mengadakan. Peksi adalah burung. Burak adalah Buraq
Peksi buraq dibuat dari kulit jeruk bali yang dibentuk menyerupai badan, leher, dan sayap burung. Pada burung jantan akan diberi jengger. Sarangnya terbuat dari susunan daun kemuning. Kemudian nantinya akan diletakkan pada bagian atas pohon buah, dengan ruas bambu sebagai penyangga.
Pohon buah dibuat dari tujuh macam buah lokal yang dirangkai pada sebuah anyaman bambu, sehingga menyerupai bentuk sebuah pohon.
Upacara ini dilakukan oleh Keraton Yogyakarta, dengan melakukan arak-arakan Peksi Burak menuju Masjid Gedhe, kemudian menggelar doa bersama.
2. Rajaban Dukuh Wonosari
Rajabah dilakukan pada Jumat Kliwon bulan Rajab. Acara kenduri satu dusun ini, mewajibkan seluruh warganya membawa kemenyan untuk dibakar di makam yang dianggap keramat.
Selain kemenyan, warga juga wajib membawa ayam ingkung, ketan, nasi tumpeng, lauk serta buah pisang yang akan dinikmati bersama. Acara ini juga dilengkapi dengan tahlil dan doa.
3. Nyadran
Tradisi ini masih dilakukan di beberapa daerah, nyadran biasanya dilakukan setiap hari ke-10 bulan Rajab untuk menyambut bulan Ramadhan. Nyadran dilakukan dengan melakukan ziarah kubur oleh masyarakat.
Seusai doa, acara dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama makanan tradisional seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap dan makanan sejenis lainnya dengan beralas daun pisang.
4. Tingalan Jumeneng Dalem Keraton Surakarta Hadiningrat
Upacara adat memperinguat naiknya Tahta Raja Kasunan Surakarta Hadiningrat ini biasanya diperingati pada tanggal 25 Rajab.
cara ini merupakan sarat budaya Mataram, baik dari segi tempat jumeneng yang penuh filosofi, tarian bedhaya ketawang, sampai dengan kirap budaya juga paesan.
5. Malam Baro’atan
Tradisi ini bisa dikatakan unik, karena warga masyarakat menyambut bulan Rajab dengan membuat lampion dan kreasi mobil-mobilan dari bambu dan kertas minyak transparan. Tradisi yang terkenal di Kecamatan Kalinyamatan dan Pecangaan, Kabupaten Jepara ini boleh diikuti seluruh kalangan baik anak kecil maupun remaja hingga orang tua.
6. Tradisi Ambengan
Ambengan digelar dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad. Ttradisi ini juga sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas berkah yang Allah SWT berikan di bulan Rajab. Umumnya, ambengan dilakukan dengan datangnya warga secara berbondon-bondong membawa makanan menuju masjid maupun mushola terdekat untuk dinikmati bersama.