MALANG, Tugujatim.id – Status zona penyebaran Covid-19 di Malang Raya akhirnya turun untuk menerapkan PPKM Level 3. Hal tersebut mengacu pada pengumuman yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), Senin malam (30/08/2021). Kepastian ini juga membuat Wali Kota Malang, Sutiaji, bisa bernafas lega dan mempersiapkan untuk pelaksanaan sekolah tatap muka.
“Tentu kami bersyukur karena saat ini Malang masuk ke dalam Level 3. Ini menunjukkan bahwa akan ada kelonggaran sedikit termasuk dalam hal sekolah tatap muka,” terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (31/08/2021).
Sutiaji mengatakan pihaknya kini tengah mempersiapkan segala hal untuk pelaksanaan sekolah tatap muka yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
“Maka menyongsong itu harus ada persiapan-persiapan. Kemarin saya sudah meninjau kesiapan sekolah mulai SD sampai SMP,” tuturnya.
Salah satu yang harus dipersiapkan oleh Sutiaji sendiri adalah pelaksanaan vaksinais untuk para siswa SD, SMP, hingga SMA.
“Ketika kita tinjau terkait sarana prasarana, kami juga harus mempersiapkan siswa dengan vaksinasi. Maka target di kami vaksin harus selesai bulan September 2021,” tegasnya.
“Ada 45 ribu siswa (sudah tervaksin), rinciannya SD ada 5 ribuan, dan SMP 40 ribuan sudah tervaksin. Untuk itu perlu percepatan, kalau hari ini 600 (orang tervaksin) maka semoga itu rutin dilakukan. Targetnya dibagi mungkin antara Polkesma nanti berapa untuk siswa, Unisma juga, dan Bank Jatim juga demikian,” sambungnya.
Selain itu, Sutiaji juga menargetkan vaksinasi untuk siswa SMA juga agar segera diselesaikan.
“Kemarin sudah telpon Pak Wahid Kepala Dinas Pendidikan Provinsi untuk dilakukan percepatan vaksin. Walaupun itu berada di otoritasnya provinsi, tetapi sekolahnya berada di Kota Malang. Jadi mobilitas orang pasti bertambah saat SD dan SMP sudah mulai masuk sekolah,” tuturnya.
“Saya kira tidak harus nunggu sampai dosis dua. Ini salah satu cara untuk tindakan preventif maka dilakukan vaksin. Tetapi vaksin bukan satu-satunya jalan terhindar dari COVID-19. Karena saya sudah vaksin dua kali masih terpapar lagi, bahkan ada teman bahkan sampai tiga kali terpapar. Tetapi resiko agak ringan kalau sudah divaksin,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan sekolah tatap muka nanti ia berharap pelaksanaan protokol kesehatan dilakukan dengan sangat ketat.
“Kuncinya adalah prokes, jadi ini ada dua cara yakni herd immunitynya kita kuatkan dan prokesnya tetap dikuatkan di masing-masing sekolah. Saya juga sudah sampaikan kepada sekolah untuk tidak memaksakan 50 persen atau 30 persen. Tetapi sesuaikan dengan kemampuan SDM masing-masing sekolah. Secara evolusi lebih enak dari pada revolusi dengan masuk total tetapi justru menimbulkan bahaya,” pungkasnya.