SURABAYA, Tugujatim.id – Menghabiskan waktu ngabuburit tak hanya dilakukan dengan sekedar jakan-jalan untuk berburu takjil. Misalnya bisa dengan belajar membuat Linocut Art yang dilakukan oleh sejumlah peserta workshop di Art Lab, Makadata, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (8/4/2023).
Kegiatan workshop bertajuk “Lino Cut on Patch” dari Komunitas Lingkar Dalam itu dipandu oleh Mahasiswa Seni Rupa Universitas Brawijaya Malang, Abimanyu.
Abi sendiri merupakan mahasiswa semester delapan yang aktif berkesenian di Kota Malang, Jawa Timur, dan memiliki fokus pada bidang seni grafis cetak.
“Saya tertarik dengan seni grafis cetak tinggi mulai pertama masuk kuliah, pernah liat karya kating (kakak tingkat) menarik dan di situ belum ngerti lalu penasaran. Ternyata setelah didalami prosesnya terkesan simpel tapi harus penuh kesabaran cukil, sketsa, pencetakan, dan gosok. Dan yang bikin saya kagum itu hasilnya, seperti ada satisfying tersendiri,” katanya, pada Sabtu (8/4/2023).
Linocut adalah sebuah teknik cetak cukil yang menggunakan master plat acuan yang berbahan rubber lino sebagai media transfer gambar. Biasanya pakai mdf atau woodborad. Namun secara pengaplikasikan menggunakan teknik yang sama.
“Linocut ini bisa buat untuk beberapa barang. Seperti produk-produk yang biasanya disablon kaos, brosur pamflet, karya seni (hiasan) atau wheat paste,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Abimanyu mengungkapkan bahwa tahapan pembuatan Linocut yang diajarkan mulai dari penggambaran sketsa, tata cara pencukilan, cara memegang cukil, pemilihan garis positif dan negatif, proses pencetakan dari roll sampai menggosok, hingga proses pencantuman identitas karya.
“Sebenarnya nggak ada kesulitan tersendiri, karena berhadapan dengan orang yang awam sama seni grafis seperti bagaimana megang pisau kurang aman, dan tingkat kesabaran orang beda-beda. Tapi coba santai saja dan seru,” ujarnya.
Salah satu peserta workshop tersebut, Susan mengatakan bahwa workshop seni cukil seperti Linocut Art cukup jarang diadakan di Surabaya, sehingga ini dapat menjadi pembelajaran baru.
“Saya lihat di Surabaya jarang ada workshop yang seni cukil ini. Pas saya tau ya sudah langsung ikut. Jadi semoga nanti lebih banyak komunitas atu semacamnya yang mengadakan workshop seni lebjh bervariasi,” harapnya.