PASURUAN, Tugujatim.id – Penyebaran wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) ternak di Kabupaten Pasuruan makin meningkat. Hingga kini, tercatat ada 296 sapi positif PMK.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, penyebaran virus PMK terbanyak berada di Kecamatan Prigen dengan total 250 ekor sapi positif. Disusul Kecamatan Lumbang sebanyak 21 ekor sapi, Kecamatan Purwosari (19 ekor), serta Kecamatan Lekok (6 sapi).
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan, tingginya penularan kasus sapi positif PMK di Kabupaten Pasuruan disebabkan masih banyaknya penjual nakal yang nekat melakukan transaksi dan lalu lintas ternak dari luar daerah.
Also Read
“Masih banyak ternak masuk ke Kabupaten Pasuruan yang dibeli atau dijual dari daerah wabah di Jatim. Jadi potensi penularannya tinggi,” ujar Gus Irsyad, sapaan akrabnya, Sabtu (28/05/2022).
Selain itu, para peternak sapi juga dinilai kurang berhati-hati dalam menjaga kesehatan ternaknya. Menurut Gus Irsyad, para peternak masih sering mencampurkan antara pakan sapi positif PMK dengan ternak yang sehat.
“Hasil tracing dan tracking, petugas ditemukan sisa pakan ternak sakit diberikan ke ternak yang sehat, kan jadi media penularan PMK,” ungkapnya.
Meski begitu, Gus Irsyad mengungkapkan, hingga kini belum ada sapi maupun ternak di Kabupaten Pasuruan yang mati akibat virus PMK. Pihaknya terus mengerahkan seluruh petugas kesehatan hewan, dokter hewan, bahkan seluruh pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan untuk ikut menyosialisasikan cara pencegahan PMK.
Untuk ternak yang terjangkit juga diisolasi, diberi obat dan vitamin, serta dilakukan penyemprotan kandang secara rutin oleh petugas.
“Sudah 81 ekor sapi di antaranya sembuh, sisanya masih diobati. Tidak ada 1 ekor sapi pun yang mati, semua dalam tahap penyembuhan,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim