Senin, Maret 8, 2021
  • Login
  • Register
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Mengulik Sejarah Keraton Gunung Kawi yang Jadi Akulturasi 5 Agama

Redaksi Penulis Redaksi
Februari 16, 2021
in News
Objek Wisata Budaya Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Objek Wisata Budaya Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

MALANG, Tugujatim.id – Jika kita mengunjungi Objek Wisata Budaya Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, kita akan menyaksikan sendiri bagaimana 5 agama yang hidup secara harmonis.

Juru kunci Ciamsi Klenteng Dewi Kwan Im, Sholikin, menceritakan jika Objek Wisata Budaya Gunung Kawi dulunya adalah tempat menimba ilmu yang didirikan oleh Eyang Djoego (Raden Mas Soeryo Koesmono atau Kiai Zakaria II) dan Eyang Iman Soedjono (Raden Mas Iman Soedjono).

“Eyang Djoego dan Eyang Iman Soedjono beliau adalah ulama atau Wali Allah yang berperan menyebarkan agama Islam pada masa Perang Diponegoro (1825-1830). Dan Eyang Djoego itu masih cicit dari Kanjeng Bendoro Pakubuwono yang di Solo, masih keturunan dari Diponegoro,” ungkapnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

“Kalau Eyang Iman Soedjono itu masih keturunan atau trah silsilah dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Jogjakarta. Beliau masih keturunan dari Hamengkubuwono I,” sambungnya.

Objek Wisata Budaya Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)
Objek Wisata Budaya Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Kedua tokoh ini sendiri selain menyebarkan agama Islam, juga ikut membantu mengusir penjajah di wilayah Gunung Kawi. Keduanya juga mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan agama tanpa memandang ras, suku, agama hingga bahasa.

“Beliau (keduanya) selain mengajarkan agama Islam juga ikut membantu mengusir penjajah dari Bumi Nusantara. Dan mengumpulkan prajurit maupun pemuda-pemuda untuk menimba ilmu, tetapi beliau tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, warna kulit dan bahasa,” tuturnya.

Bahkan, setiap murid diwajibkan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka masing-masing. Tanpa harus terpaku kepada kepercayaan gurunya yang merupakan umat Islam.

“Setiap murid juga diwajibkan untuk sembahyang menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Yang Islam buatlah surau atau waqaf atau yang sekarang disebut langgar, yang Nasrani buatlah gereja, Hindu pura, Budha wihara dan untuk orang Chinese membikin klenteng,” ungkapnya.

“Makanya semua ada dari masjid, gereja pura, wihara sampai klenteng yang merupakan akulturasi budaya tadi atau Bhinneka Tunggal Ika. Karena kita semua itu benar-benar minta kepada Tuhan yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, serta menimba ilmu Eyang Djoego dan Eyang Raden Mas Iman Soedjono,” lanjutnya.

Juru kunci Ciamsi Klenteng Dewi Kwan Im, Sholikin. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)
Juru kunci Ciamsi Klenteng Dewi Kwan Im, Sholikin. (Foto: RAP/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Eyang Djoego dan Eyang Iman Soedjono sendiri wafat pada 1871 dan 1876, keduanya wafat hanya berselang 5 tahun. Dan hingga saat ini makam keduanya di Objek Wisata Budaya Gunung Kawi masih sering dikunjungi peziarah mulai dari orang biasa sampai pejabat publik.

“Eyang Djoego sendiri wafat pada 1871, sedangkan Eyang Iman Soedjono wafat pada 1876,” beber Sholikin.

Lebih lanjut, pria asli Desa Wonosari ini mengatakan hanya di Objek Wisata Budaya Gunung Kawi ini terdapat akulturasi budaya dari 5 agama.

“Di Malang Raya akulturasi semua budaya agama cuman ada di Gunung Kawi sini. Di sini gereja ada, pura di atas ada, keraton, wihara, masjid, klenteng,” tegasnya.

“Bangunan (kelenteng) ini juga termasuk akulturasi budaya seperti ukurannya dari Bali atau Hindu, tiangnya ini ada Jawa Mentaraman, di atas kita ini ada Paqua,” pungkasnya. (rap/gg)

Tags: Gunung KawiKabupaten MalangMalangWisatawisata religi
Previous Post

2 Bulan Lagi, Pemkab Malang Segera Buka Pasar Sumedang

Next Post

5 Fakta Menarik Spongebob Squarepants yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Next Post
Ilustrasi Spongebob Squarepants.(Foto: Pixabay) fakta menarik spongebob tugu jatim

5 Fakta Menarik Spongebob Squarepants yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tangkapan foto dari video kebakaran warung bakso dan kios bensin di Kecamatan Grabagan, Tuban. (Foto: Dokumen/Tugu Jatim)

Warung Bakso di Tuban Ludes Dilalap Si Jago Merah

Maret 2, 2021
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Kondisi truk yang masih terguling di sebelah utara Bundaran Manunggal Utara, Tuban. (Foto: Moch Abdurrochim/Tugu Jatim)

Sopir Mengantuk, Truk Tabrak Bundaran Manunggal Utara Tuban

Februari 24, 2021
Aurora borealis, ilustrasi suara dentuman misterius yang terdengar di wilayah Malang Raya. (Foto: Pixabay) tugu jatim

Suara Dentuman Misterius Terdengar di Malang, BPBD dan BMKG Beri Tanggapan

Februari 3, 2021
kastil korea yang sering jadi latar drama korea

6 Rekomendasi Drama Saeguk, Drama Korea Berlatar Belakang Kerajaan

9
komunikasi dengan anak

Tips dan Cara Efektif Membangun Komunikasi dengan Anak Sejak Usia Dini

7
prialangga raisa

Mengenal Prialangga, Kreator di Balik Layar Video Klip Raisa ‘Bahasa Kalbu’

6
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

6
Bruno Fernandes merayakan Gol bersama timnya saat bertandang di Stadion Etihad. (Foto: Twitter/@ManUtd) man city vs man united

Menang 2-0, Man United Sukses Hentikan Kemenangan Beruntun Man City

Maret 8, 2021
biawak komodo dragon. Jurrasic Park Taman Nasional Komodo fakta komodo

5 Fakta Komodo, Binatang yang Dikenal Asli Indonesia tapi Asal Australia

Maret 8, 2021
Rektor Universitas Raden Rahmat (Unira) Malang, Hasan Abadi yang telah meninggal dunia pada Minggu (7/3/2021) malam. (Foto: Dokumen/Unira) tugu jatim

Rektor Unira Hasan Abadi Meninggal, Ini Sederet Kisahnya saat Masih Muda

Maret 8, 2021
Cak Kandar, seniman musik daun eksentrik asal Kota Malang. (Foto : Darmadi Sasongko Youtube Channel)

Cak Kandar, Seniman Nyentrik Musik Daun Kota Malang Meninggal

Maret 8, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In