TUBAN, Tugujatim.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim menggandeng sejumlah instansi untuk menurunkan angka kasus stunting melalui kegiatan bertema Implementasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) di aula Tulip Dinas Kesehatan P2KB Tuban, Rabu (23/03/2022). Apalagi yang menjadi sorotan di Kabupaten Tuban yang angka prevalensinya masih tinggi.
BKKBN melibatkan Admin KB Kabupaten, Admin 20 kecamatan, dan kepala KUA se-Kabupaten Tuban dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Agama (Kemenag) dan dinas kesehatan.
Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto mengatakan, tercatat secara nasional angka kasus stunting masih lumayan tinggi, yakni 27,6%. Sedangkan di Jatim 23,5% dan Kabupaten Tuban masih cukup tinggi yaitu 11,64%.
Dia melanjutkan, percepatan penurunan angka kasus stunting ini menjadi prioritas pembangunan. Prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen pada 2024.
“Strategi pencegahan stunting dari hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap calon pengantin (catin) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” katanya dalam giat Implementasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) di aula Tulip Dinas Kesehatan P2KB Tuban, Rabu (23/03/2022).
Koordinator Bidang KS-PK BKKBN Jatim Suhartuti menjelaskan, Jatim sebagai provinsi penyangga untuk seluruh Indonesia dan ditargetkan untuk bisa menurunkan angka stunting sebesar 13,5%.
“Karena itu, kami akan berusaha mengubah dari hulunya. Nah, hulunya adalah calon pengantin usia subur dan mundur sedikit adalah para remaja usia nikah,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, untuk usia ideal menikah untuk perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun walaupun dalam undang-undang perkawinan usia nikah minimal 19 tahun.
Untuk alur implementasi Elsimil dari pencegahan stunting adalah catin datang ke desa untuk minta surat keterangan nikah, kemudian datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan tinggi badan (TB), berat badan (BB), dan lingkar lengan atas (lila) dan kadar Hb.
Setelah itu dilakukan pendampingan, yaitu catin diarahkan untuk men-download aplikasi Elsimil, mengisi, serta menjawab beberapa pertanyaan dan pengetahuan tentang stunting dalam aplikasi tersebut. Setelah itu datang ke KUA untuk mendaftarkan diri dengan menunjukkan sertifikat siap nikah yang didapatkan dari aplikasi Elsimil.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban Mashari menyampaikan, setiap catin harus memahami tentang stunting dan faktor risiko yang ada pada dirinya. Jika sudah memahami risikonya, catin juga memahami upaya “treatment” yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko stunting.
“Stunting adalah sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan atau 2 tahun,” paparnya.
Dia mengatakan, salah satu upaya yang harus ditempuh untuk menurunkan percepatan stunting adalah memastikan catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Mashari juga menambahkan catatan penting, hasil dari pemeriksaan pada Elsimil baik atau buruknya tidak menjadi syarat untuk menikah. Terakhir, giat ini ditutup dengan pengenalan sekaligus praktik penggunaan Elsimil oleh Admin Kabupaten.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim