LUMAJANG, Tugujatim.id – Rasa empati benar-benar tak ditunjukkan semua orang atas bencana erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (04/12/2021). Sebab, rumah pengungsi Gunung Semeru disatroni maling. Bagi mereka, bencana tetap menjadi peluang untuk melakukan kejahatan. Bahkan, mereka melakukan aksinya di malam hari, saat rumah-rumah pada kosong ditinggal para pengungsi.
Anggota BPBD Kabupaten Malang Sariyanto mengungkapkan hal ini dan ikut membantu penanganan bencana di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupen Lumajang. Dia mengatakan, total sudah ada 6 laporan masuk terkait harta bendanya yang hilang pasca bencana erupsi.
Dia melanjutkan, wilayah paling parah adanya penjarahan harta benda adalah Dusun Sumbersari. Dusun tersebut menjadi wilayah paling terdampak parah akibat luberan material vulkanis yang naik hingga ke pemukiman warga.
”Laporan terjadi di Kamar A, Dusun Sumbersari, itu banyak harta benda warga yang hilang setelah ditinggal mengungsi,” kata dia pada Rabu (08/12/2021).
Sariyanto menjelaskan, barang-barang pengungsi Gunung Semeru yang raib entah ke mana itu beraneka macam. Mulai hewan ternak hingga barang-barang elektronik. Mulai ayam, sapi, kambing, hingga koper-koper.
Laporan ini masuk kepada petugas yang juga ikut membantu evakuasi barang-barang warga. Banyak warga pada pagi hari kembali ke desa untuk berjaga dan mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
”Memang kalau pagi hari mereka biasanya pulang buat berjaga. Di situ mereka banyak melihat barang-barang yang hilang,” paparnya.
Karena itu, petugas akhirnya memutuskan untuk memblokade desa ketika petang hari tiba sekitar pukul 18.00 WIB.
”Banyak juga warga lain yang keluar masuk ngakunya untuk ngecek rumah, saat saya liat malah selfie-selfie. Akhirnya desa kami tutup waktu malam hari,” jelasnya.
Dia berharap agar petugas, baik dari aparat TNI-Polri untuk ikut memperketat penjagaan karena aduan masuk warga mengalami penjarahan terus bertambah. Terlebih, Desa Supiturang hingga kini masih belum dapat dialiri listrik sehingga pada malam hari desa ini gelap gulita.
Kondisi ini yang sama diamini pengungsi Gunung Semeru bernama Ari, 50, warga Dusun Sumbersari, yang telah menjadi korban kemalingan. Sejak pasca erupsi melanda, barang-barang di toko miliknya sudah banyak kehilangan harta benda.
”Rumah saya kan toko banyak yang hilang kayak tabung gas. Kondisi kalau malam hari kan memang sepi dan gelap,” jelas dia.
Karena itu, dia berharap aliran listrik bisa kembali diperbaiki sehingga membuat dirinya tidak semakin merugi. Lantaran, dia sendiri juga tidak ingin berjaga-jaga di malam hari karena gelap dan takut ada erupsi susulan.
”Ya sudah pasrah, Mas. Mau bagaimana lagi udah bencana. Saya harap polisi bisa ikut bantu jaga kalau malam hari atau mending desa ditutup saja,” ujarnya.