Oleh: Rahayu SJ, Mahasiswi IAI Al Qalam Kabupaten Malang
Tugujatim.id – Monotasking, saya mendengar istilah ini sekitar satu tahun yang lalu dari channel GreatMind. Semenjak itu, saya mencari tahu lebih dalam apa itu monotasking dan bagaimana dampaknya dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Monotasking jika dibedah dari katanya, memiliki makna mono (satu), tasking (pekerjaan), jadi, monotasking adalah mengerjakan satu pekerjaan di satu waktu dengan perhatian yang penuh. Ini sangat sulit dilakukan di dunia yang serba cepat dan menuntut kita untuk menyelesaikan semua pekerjaan sekaligus seperti sekarang ini.
Monotasking ini penting. Karena dengan mengerjakan satu pekerjaan di satu waktu, kamu akan lebih fokus. Kamu akan berkonsentrasi penuh terhadap apa yang kamu kerjakan, sehingga hasilnya bisa maksimal. Monotasking selalu mempertimbangkan kualitas pekerjaan, bukan kuantitas jam dan hasilnya.
Contoh, saat kamu membuat esai untuk tugas kuliah, seorang monotasking akan fokus bagaimana menulis esai yang sesuai dengan tema dan pesan yang ingin kita berikan kepada pembaca ini sampai. Dalam kasus ini, seorang multitasking tidak akan mempermasalahkan jumlah halamannya, tidak perlu sampai berlembar-lembar halaman.
Lagi-lagi karena produk dari monotasking adalah kualitas, sedangkan kuantitas adalah produk dari multitasking.
Multitasking? Ya, lawan kata monotasking adalah multitasking. Yaitu mengerjakan semua pekerjaan dalam satu waktu.
Contohnya mengerjakan tugas sambil makan, berbicara dengan teman sambil mengecek ponsel, berkendara sambil mendengarkan musik. Ya, hal-hal ‘otomatis’ yang bisa dikerjakan secara bersamaan. Tapi apakah kamu mampu menyelesaikan laporan keuangan sambil transfer uang di bank? Tidak bisa, kan? Ya karena otak manusia memang tidak mampu untuk mengerjakan dua hal yang membutuhkan konsentrasi penuh.
Raditya Dika dalam interviewnya mengatakan bahwa kini bekerja itu bukan lagi soal berapa lama waktu yang kita habiskan, tapi tentang apa yang kamu kerjakan dalam waktu tersebut. Ini sama dengan lebih baik kamu berolahraga selama 10 menit, ketimbang menghabiskan waktu 10 jam memikirkan olahraga apa yang akan kamu lakukan.
Lantas, bagaimana untuk melatih monotasking? Kamu bisa coba cara-cara berikut ini:
1. Susun Target Prioritas
Susuan 2-3 target selama satu hari dan pastikan kapan kamu memulai dan mengakhirinya. Ini jadi hal penting, karena kamu akan mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan skala prioritas kamu. Kalau kamu tidak menetapkan target, kamu akan mengerjakan apa saja dalam sehari yang tidak sesuai dengan prioritasmu.
Atau, kalau kamu menulis target, pastikan hanya 2-3 saja. Jangan terlalu banyak, agar pikiran kamu tidak riuh, dan tidak sampai terburu-buru untuk menyelesaikan semuanya.
2. Hindari Distraksi
Jauhkan diri dari distraksi. Distraksi ini bisa dari beragam hal; menonton TV, mengaktifkan notifikasi media sosial, membaca buku yang tidak sesuai dengan pekerjaaan yang sedang kamu lakukan, menonton film, dan lainnya.
Distraksi terbesarnya adalah ponsel pintar. Maka, jauhkan diri kamu dengan ponsel pintar saat kamu mengerjakan sesuatu. Pastikan yang ada di depanmu hanyalah kamu dan pekerjaanmu.
3. Kontrol Ponsel dan Media Sosial
Kontrol penggunaan ponselmu untuk bermedia sosial. Berselancar terus-menerus di media sosial akan memecah atensimu. Maka pastikan untuk bermedia sosial ketika sudah selesai mengerjakan tugasmu. Ya, hitung-hitung sebagai self reward. Hehehe.
4. Afirmasi Positif
Latih terus kemampuan monotasking dengan afirmasi positif setiap bangun pagi. Bisa seperti, hari ini, aku akan menyelesaikan semuanya satu demi satu atau aku mau fokus pada dua target yang telah aku tentukan untuk hari ini.
Afirmasi positif ini berguna untuk mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri, dan meningkatkan keyakinan akan kemampuan diri sendiri (self-efficacy). Pasalnya, mengulang-ulang pernyataan positif bisa menstimulasi otak untuk mempercayai bahwa afirmasi tersebut adalah fakta.
Seorang psikolog, Lauren Alexander PhD, mengungkapkan bahwa afirmasi positif setiap hari dapat membantu kita menghadapi dunia dengan keya
kinan pada diri sendiri dan kemampuan kita. Maka, penting sekali untuk mengatasi pikiran negatif yang terkadang mengambil alih dan membuat kita meragukan diri sendiri.
5. Konsisten
Konsisten untuk melakukannya. Poin kelima ini yang berat, tapi, kita selalu punya kendali terhadap diri kita sendiri. Gapapa, pelan-pelan belajarnya.
Seperti kata Marissa Anita, dengan monotasking, kamu bisa menghemat waktu. Ketika kamu fokus sepenuhnya pada apa yang sedang kamu kerjakan, biasanya pekerjaan lebih cepat selesai. Fokus yang tajam membuat Anda lebih detail mengerjakan sesuatu, sehingga menghindari kesalahan. Hati puas dan hasil lebih maksimal.