SURABAYA, Tugujatim.id – Kota Surabaya memiliki sejarah penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Terkenal sebagai Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak situs bersejarah termasuk Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jalan Bubutan Nomor 85-87 yang kini difungsikan sebagai Museum Dr. Soetomo.
Gedung Nasional Indonesia (GNI) sendiri dibangun pada 11 Juli 1930 yang awalnya difungsikan sebagai tempat pertemuan para tokoh perintis kemerdekaan dalam menyusun taktik dan strategi dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Sementara Museum Dr. Soetomo secara resmi diresmikan pada 29 November 2017 oleh Tri Rismaharini, yang menjabat sebagai Wali Kota Surabaya saat itu. Bangunan museum berbentuk rumah tua dua lantai berwarna putih kecoklatan yang masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik.
Sebelum masuk, kamu harus memesan tiket secara daring melalui situs resmi tiket wisata Surabaya. Pengalaman yang ditawarkan museum ini akan membawamu menyelami perjuangan Dr. Soetomo, salah satu tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Lantai pertama museum, Kamu akan menemukan perjalanan hidup Dr. Soetomo yang dikemas dalam bentuk foto dan dokumentasi mulai dari masa kecilnya hingga bekerja di Rumah Sakit Central Burgelijke Ziekeninrichting (CBZ) Simpang Surabaya, yang kini dikenal sebagai Plaza Surabaya.
Naik ke lantai dua, terdapat barang-barang pribadi Dr. Soetomo seperti meja dan kursi asli dari rumahnya, foto-foto keluarganya, dan replika ruang kerja. Ruangan ini merepresentasikan kehidupannya sebagai dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin di CBZ. Tidak hanya itu, lantai ini juga memberikan gambaran bagaimana kondisi praktik kesehatan pada masa itu yang jauh berbeda dengan sekarang.
Koleksi di Museum Dr. Soetomo mencakup 328 barang, termasuk alat-alat kesehatan dan foto-foto yang menggambarkan perjuangannya. Makam Dr. Soetomo yang terletak di kompleks GNI juga menjadi bagian dari daya tarik museum ini.
Wasiatnya adalah ingin dimakamkan di tempat yang memungkinkan dirinya tetap dekat dengan rakyat, sehingga makamnya mudah diakses oleh masyarakat. Makam ini awalnya sangat sederhana, hanya berupa prasasti batu. Namun, kini telah direnovasi untuk menghormati jasa-jasa beliau.
Saat mengunjungi museum, kamu juga bisa menikmati pendopo di kompleks GNI yang dulu digunakan sebagai tempat rapat organisasi dan gedung kesenian. Pendopo ini kini menjadi fasilitas penunjang museum yang sering dikunjungi pelajar dan wisatawan.
Selain menyimpan barang-barang peninggalan, museum ini juga menghadirkan kisah cinta Dr. Soetomo serta istrinya, Everdina Broering, yang berprofesi sebagai perawat asal Belanda. Mereka bertemu di sebuah rumah sakit di Blora, Jawa Tengah, tempat Dr. Soetomo sedang bertugas. Meskipun pasangan ini tidak dikaruniai anak, kisah hidup mereka memberikan inspirasi mendalam bagi para pengunjung.
Bangunan museum yang berusia lebih dari 90 tahun ini menjadi salah satu cagar budaya yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Surabaya. Beragam upaya telah dilaksanakan demi menjaga keaslian dan kelestarian dari Museum Dr. Soetomo.
Mengenal Dr. Soetomo
Dr. Soetomo merupakan pendiri organisasi Boedi Oetomo, yang menjadi cikal bakal pergerakan nasional Indonesia yang lahir pada 30 Juli 1888 dan wafat pada 30 Mei 1938.
Dr. Soetomo meneruskan jenjang pendidikannya pada tahun 1903 di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA). Selain menjadi dokter, Dr. Soetomo aktif dalam berbagai kegiatan pergerakan nasional, termasuk mendirikan Indonesische Study Club (ISC) yang menjadi wadah perjuangan rakyat Surabaya.
Ulasan Pengunjung
Kritik dan pujian juga dilayangkan beberapa pengunjung yang sudah datang ke Museum Dr. Soetomo melalui ulasan Google Maps. Salah satu kritik datang dari akun @I** Hutab* yang berpendapat bahwa penjelasan terkait koleksi museum kurang informatif.
“Tempatnya bersih dan rapi. Tapi, penjelasan dan penggambaran perjuangan dan suasana saat kejadian tersebut sangat kurang. Misalkan ada diorama video,” ujarnya.
Disisi lain, Museum Dr. Soetomo juga mendapatkan pujian dari akun @Li** Se** yang berpendapat bahwa pemandu bisa diajak kerjasama dan ramah dalam memberikan penjelasan terhadap anak-anak yang melakukan kunjungan.
“Alhamdulillah… anak2 belajar banyak mengenai pahlawan nasional khususnya mengenai Pak Soetomo. Pemandunya juga kooperatif dan ramah dalam memberikan penjelasan dan memandu anak2 selama mengadakan kunjungan pembelajaran,” pujinya.
Fasilitas seperti area parkir, pendopo, pendingin ruangan, dan spot-spot instagramable, museum ini menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Jika kamu ingin memahami lebih dalam tentang dunia kesehatan dan perjuangan bangsa, Museum Dr. Soetomo adalah tempat yang tepat.
Berikut informasi rinci mengenai Museum Dr. Soetomo. Keberadaan museum ini tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya semangat kebersamaan dan pengabdian. Jadi, tertarik untuk mengunjunginya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis : Ebenhaezer Parningotan Silaban/ Magang
Editor: Darmadi Sasongko