TUBAN, Tugujatim.id – Panas ekstrem tidak selalu menjadi musibah bagi petani. Kali ini musim kemarau justru menjadi berkah tersendiri bagi petani tomat. Sebab, tanaman tomat tumbuh subur dan melimpah di lahan persawahan Desa Boto, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Petani tomat pun sudah menikmati hasilnya sejak dua bulan terakhir dengan hasil yang maksimal. Damar, 60, penggarap lahan menuturkan, dalam sekali panen bisa menghasilkan hampir 5 kuintal tomat segar di lahan kurang lebih 750 meter persegi.
“Kami panennya lima hari sekali, Mas. Ini yang 13 panenan,” ucap Damar kepada Tugu Jatim, Kamis (26/10/2023).
Selain itu, dia menyampaikan, untuk hasil panen kali ini merupakan sisa-sisa akhir. Sebab, setelah tanaman berbuah akan diremajakan kembali dengan tanaman tomat yang lebih fresh dan dikolaborasikan dengan komoditas holtikultura lainnya yakni cabai.
“Rata-rata panennya ya 9 zak, Mas. Satu zaknya 50 kg. Kalau awal-awal dulu bisa juga sampai 12 zak. Ini kan sisa-sisa saja,” ucapnya.
Sementara itu, penggarap lainnya Muri, 42, warga Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, menuturkan, dalam lahan yang digarapnya, ada sekitar 7 ribu tanaman tomat yang dirawat sejak 4 bulan terakhir. Tomat bisa dipanen sekitar usia 2 bulan.
“Dua bulan sudah berbuah sih, Mas, tapi belum bisa dipetik. Menunggu sekitar dua mingguan baru bisa dipanen,” terangnya.
Muri juga menyampaikan, harga tomat di tingkat petani sudah lumayan tinggi di kisaran Rp2.000 per kilo. Jika dibandingkan pada musim hujan, harganya jeblok. Pun pada musim itu juga hasil maupun tanaman tomat rawan diserang hama.
“Memang kalau musim kemarau itu, hasilnya bagus. Beda saat musim hujan. Rawan diserang hama,” ujarnya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati