JEMBER, Tugujatim.id – Para nelayan di Pantai Papuma Jember hampir sepekan terakhir tidak melaut. Cuaca ekstrim akhir-akhir ini menjadi alasan tidak berlayar demi keselamatan.
Pantauan Tugujatim.id, sejak Minggu (1/12/2024) sore, gelombang tinggi dan angin kencang di kawasan pesisir Pantai Papuma, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Namun demikian beberapa nelayan juga terlihat tetap berangkat melaut. Kerumunan orang terlihat mendorong jukung dari bibir pantai menuju perairan laut.
Salah seorang nelayan bernama Sura, 46, menjelaskan, hampir satu pekan dirinya bersama nelayan-nelayan yang lain tidak menangkap ikan. Intensitas hujan yang sering mengguyur daerah tersebut membuat nelayan enggan melaut.
“Hampir satu minggu kita nggak melaut, karena cuaca kemarin-kemarin itu kan hujan terus, cukup berisiko kalau kita berangkat ke tengah laut,” ujar Sura saat ditemui Tugujatim.id.
Setidaknya, cuaca ekstrim itu menyebabkan gelombang air laut tinggi dan angin kencang. Kondisi tersebut sangat membahayakan bagi para nelayan saat berada di tengah laut atau hendak berangkat.
Akibatnya, selain mengurangi pendapatan para nelayan, harga komoditas hasil laut berpotensi merangkak naik. Kendati demikian, Sura mengaku kalau pun tetap melaut tidak akan mengurangi jumlah hasil laut yang akan diperoleh.
“Kalau semisal tetap berlaut itu tidak akan mengurangi hasil, tapi karena menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, nelayan-nelayan akhirnya memutuskan untuk tidak berlayar sementara,” jelas Sura.
Sejalan dengan itu, penjaga jukung di Pantai Papuma, Dayu Setiawan mengungkap, kondisi tersebut berdampak terhadap beberapa penunjang pariwisata di Pantai Papuma.
Khususnya terkait pasokan ikan untuk restoran-restoran yang berjajar di sepanjang pantai. “Kalau kapal-kapal tidak melaut biasanya pasokan ikan di warung-warung itu juga menipis,” kata lelaki berusia 25 tahun itu.
Dirinya berharap, agar pemerintah setempat lebih memperhatikan nasib para nelayan, khususnya di situasi dan kondisi yang tidak menentu seperti saat ini. Seperti memberikan perlengkapan keselamatan, agar nelayan tetap bisa melaut.
“Kasihan (para nelayan, Red) apalagi pendapatan mereka satu-satunya dari laut, kalau begini terus kan ekonominya pasti terganggu,” pungkas Dayu Setiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko