TUBAN, Tugujatim.id – Bulan Ramadan 2024 kali menjadi momen berkah bagi masyarakat Tuban. Sebab, momen ini mereka bisa menikmati santapan takjil gratis yang selalu ditunggu-tunggu. Salah satunya adalah Bubur Suro Makam yang telah menjadi ikon takjil gratis di area sekitar Makam Sunan Bonang Tuban.
Rasa Bubur Suro Makam yang lezat dan gurih selalu menjadi primadona bagi masyarakat yang berbuka puasa di sekitar area Makam Sunan Bonang. Tidak hanya memberikan kenikmatan di lidah, tapi juga menjadi warisan budaya yang dilestarikan dengan penuh kebanggaan.
Setiap hari menjelang berbuka puasa, puluhan hingga ratusan warga baik yang beragama Islam maupun yang non Islam, berbondong-bondong mengantre untuk mendapatkan takjil gratis yang nikmat ini.
Para relawan dengan senang hati menghidangkan Bubur Suro Makam kepada para pengunjung dengan senyum ramah dan penuh kehangatan.
Mbah Slamet, salah seorang pengunjung setia, mengatakan, rasanya tidak lengkap jika berbuka puasa tanpa mencicipi Bubur Suro Makam ini. Selain rasanya yang enak, dia mengatakan, juga memberikan nuansa kebersamaan dan keakraban yang luar biasa.
“Gurih dan enak. Enak lagi kalau santapnya bersama sayur lodeh, kare, atau ulas-ulas ikan asap tambah enak,” ucapnya pada Selasa (18/03/2024).
Bukan hanya sekadar hidangan takjil, Bubur Suro Makam juga menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong dalam berbagi rezeki di bulan Ramadan. Ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama terus berkobar di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, Pengurus Yayasan Mabarot Makam Sunan Bonang Tuban H. Hidayaturrahman menyampaikan, pengurus berkomitmen untuk terus menyediakan takjil gratis bagi masyarakat yang berbuka puasa di sekitar Makam Sunan Bonang.
Tradisi bubur Suro Makam Sunan Bonang ini, dia mengatakan, hampir bersamaan dengan pembuatan bubur Muhdor. Kala itu, donatur lain dari Masjid Muhdor ingin berbagi dengan masyarakat di kompleks Makam Sunan bonang agak tidak terlalu antre.
“Dari ide itu, direalisasikan dan menjadi tradisi sampai sekarang,” kata Gus Dayat, sapaan akrabnya.
Sama seperti Bubur Muhdor, bumbu yang digunakan pun serupa. Hanya saja, yang berbeda campuran daging sapi yang digunakan dan tentunya ada bumbu lainnya yang menyesuaikan lidah orang Tuban.
“Kalau Bubur Muhdor pakai daging kambing. Sedangkan di sini pakai campuran tulang dan daging sapi. Masyarakat bisa memilihnya,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati