TUBAN, Tugujatim.id – Terhimpit ekonomi, nelayan kecil tradisional di Tuban nekat bertaruh nyawa untuk melaut pada Selasa (28/02/2023). Meski cuaca buruk yang berlangsung selama empat bulan, tidak membuat nelayan Tuban putus semangat mencari nafkah untuk keluarganya.
“Gimana lagi, Mas. Tuntutan kebutuhan untuk keluarga. Mau tidak mau ya harus cari,” ujar Sudari, 56, nelayan Tuban, saat dikonfirmasi wartawan Tugu Jatim, Rabu (01/03/2023).
Sebenarnya, Sudari melanjutkan, ada keinginan libur untuk tidak melaut. Namun, karena kebutuhan untuk makan sehari-hari hingga dia nekat berangkat melaut.
Also Read
“Cuaca buruk ini sudah empat bulanan berjalan,” ucapnya.
Dia juga menyampaikan, selama cuaca yang tidak bersahabat ini, sesekali dia memperbaiki jaring pukat maupun perahu yang rusak. Kalaupun tabungan yang dikumpulkan sebelumnya sudah habis, tidak ada pilihan lain untuk berangkat melaut.
“Tidak ada pilihan lain, Mas. Kalau tidak bekerja ya nggak bisa menafkahi,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, insiden perahu nelayan Tuban sempat karam di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban, diduga dihantam ombak di tengah laut. Peristiwa itu terjadi pada Selasa sore (28/02/2023) saat mereka menarik jaring pukat untuk mencari ikan kecil jenis teri.
Menurut pemilik perahu nelayan Tuban bernama Sudari, kondisi ketika itu sangat mencekam. Sebab, gelombang ombak laut hampir mencapai tiga meter, melebihi tinggi tiang perahu.
“Saya melaut bersama tiga orang, di antaranya anak dan satu anak buah kapal yang juga tetangga saya,” ucap Sudari di sela-sela memperbaiki perahunya pada Rabu (01/03/2023).
Para nelayan ini yakni pemilik perahu Sudari, Dodik, dan Sutrisno, semuanya warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban Kota. Sudari menceritakan, awalnya ketiga orang berangkat melaut sekitar waktu Subuh. Jarak yang ditempuh kurang lebih tiga mil dari bibir pantai laut utara Tuban.
Dia mengatakan, kondisi cuaca memang tidak bersahabat. Namun, mereka tetap menerjang.
Tiba-tiba gelombang besar menghantam hingga bodi perahu depan dan belakang jebol. Air laut terus masuk dengan cepatnya memasuki lubang. Tidak mau ambil risiko, pemilik perahu menurunkan seluruh muatan, meninggalkan dua mesin perahunya.
Mereka memilih untuk pulang dengan menggeber sekencang-kencangnya gas mesin agar cepat sampai menuju ke pinggir pantai.
Beruntung, usaha itu membuahkan hasil. Mereka selamat dan tidak ada yang mengalami luka-luka. Sedangkan perahu nelayan Tuban itu sementara dibiarkan karam di pinggir pantai sembari diperbaiki pada Rabu (01/03/2023).