SURABAYA, Tugujatim.id – Dibanding 2022, penjualan hewan kurban tahun ini cenderung lebih menurun. Hal ini diungkapkan oleh para pedagang hewan kurban di Sidoarjo dan Surabaya.
Yanuar, pedagang hewan kurban kambing asal Waru Sidoarjo, ini mengungkapkan bahwa penjualan tahun ini cenderung merosot.
“Tahun lalu lebih baik sedikit, kami bisa menjual sekitar 200 kambing. Tapi, sekarang terjual 170 kambing,” katanya saat ditemui Tugujatim.id di lapaknya Jalan Kertomenanggal, Kota Surabaya, Jumat sore (30/06/2023).
Mengingat penjualan menurun sehingga omzet yang didapat oleh Yanuar pun menurun. Tahun lalu, Yanuar bisa meraup keuntungan hingga Rp500 juta, tapi tahun ini sekitar Rp300 juta.
Baca Juga: Satu Pelaku Pengeroyok Mahasiswa Unitri Malang hingga Tewas Ditangkap, Ini Perannya!
Dia tidak mengetahui secara pasti penyebab penurun penjualan tersebut. Tapi, dia menduga bahwa momen Iduladha 2023 ini bersamaan dengan tahun ajaran baru dan libur panjang sehingga minat masyarakat menjadi lebih menurun.
“Untuk tahun ini sedikit menurun karena bersamaan dengan pendaftaran anak sekolah mungkin sama libur panjang,” ungkapnya.
Pedagang hewan kurban ini juga mengatakan tahun lalu lebih baik sedikit.
“Kami bisa menjual 200 ekor lebih, tapi tahun ini 170-an,” katanya.
Meski demikian, dia cukup beruntung karena penyakit lumpy skin disease (LSD) tidak terlalu berdampak pada kambing ternaknya.
“Yang dikhawatirkan dari kambing ya kesehatan flu dan nafsu makan menurun karena perbedaan cuaca soalnya saya ternak di Banyuwangi, terus dijual di Surabaya,” bebernya.

Kemudian, pedagang hewan kurban sapi asal Ngajuk yang berada di Jalan Waru Sidoarjo Eko Budi Sansoto menuturkan, total ternak yang terjual yakni 16 ekor.
“Tahun ini penjualan sapi sama kambing menurun. Lebih ramai tahun lalu. Kemarin sapi habis 20-an, kalau sekarang baru 16 sapi. Kambing kami bawa 47, baru laku 9,” katanya.
Selaras dengan Yanuar, Eko menjelaskan, menurunnya minta masyarakat membeli hewan kurban kemungkinan karena berbarengan dengan momen tahun ajaran baru.
“Kalau di pasaran nggak terlalu ramai, kayaknya bareng juga sama anak-anak masa sekolah,” ujarnya.
Baca Juga: Berkah Iduladha, Omzet Usaha Penggilingan Daging di Pasar Besar Malang Naik Lipat 10
Dia juga tidak terlalu mengkhawatirkan maraknya kasus LSD dan PMK yang dominan menyerang ternak sapi. Eko memastikan bahwa seluruh hewan yang dijual saat ini telah melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, dan mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
“PMK memang terpengaruh, kami juga pernah kena tapi antisipasi dikasih suntikan-suntikan dan obat-obatan juga ada. Sebelum ke sini, kami juga cek dulu. Terus sampai sini kan dicek lagi sama dinas. Alhamdulillah, hewan kami nggak ada yang kena,” tuturnya.
Tahun ini, dia untung sebesar Rp60 juta dari hasil penjualan. Namun, dia tetap membuka lapaknya sejak 22 Juni 2023 yang berada di Jalan Waru dengan harapan beberapa hewan akan terjual.
“Kami juga di sini sampai H+3 biasanya masih ada pembeli. Jadi, kami tunggu siapa tahu masih ada rezeki,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati