Selasa, Januari 19, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Orang Tua Sebaiknya Hindari Membentak Anak, Sebab Bisa Berdampak Buruk Bagi Psikologis

Redaksi Penulis Redaksi
September 30, 2020
in News, Pendidikan
Ilustrasi orang tua membentak anak karena nilai jelek. (Foto: Pixabay)

Ilustrasi orang tua membentak anak karena nilai jelek. (Foto: Pixabay)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

Membentak pada anak bisa berdampak buruk bagi kesehatan psikologis anak. Maka, Anda sebagai orang tua sebaiknya menghindari hal ini. Sebab, berusaha mendidik anak dengan penuh cinta dan kelembutan tentunya lebih baik, bukan?

Meski demikian, kenyataannya semua itu tidak semudah yang diucapkan. Seiring bertambahnya usia, ada saja tingkah anak yang membuat orang tua marah dan jengkel. Padahal setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang patuh. Maka dari itu, orang tua akan marah apabila sang anak berbuat salah.

Mereka juga tidak jarang membentak untuk menciptakan ketakutan pada anak. Hal itu dilakukan agar sang anak mau menuruti semua perintah orang tua. Suara keras saat membentak justru membuat pesan yang ingin disampaikan tidak bisa diterima dengan baik dan jelas oleh anak.

Baca Juga: Hobi Menyaksikan Video Binatang Lucu dan Imut Baik untuk Kesehatan, Studi Membuktikan

Bentakan ini juga akan berakibat fatal pada anak. Akibatnya pun bisa jangka panjang. Seorang anak yang sering mendapat bentakan akan menganggap semua itu sebagai hal yang biasa dan normal. Mereka pun akan melakukan hal yang sama kepada orang lain, termasuk orang tua.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa bentakan, makian, kata-kata kasar, atau semacamnya bisa berakibat fatal pada anak. Hal itu bukan merupakan perkara kecil. Saat itu, setidakknya satu milyar sel otak akan rusak. Selain itu, ada pula beberapa dampak bentakan pada psikologis anak yang tidak bisa dianggap remeh.

Berikut adalah beberapa dampak psikologis tersebut:

1. Perkembangan pola pikir anak terhambat

Sel otak akan terus mengalami tumbuh kembang dari masa kanak-kanak. Pola asuh orang tua tentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ini. Apabila pola asuh itu orang tua sering membentak anak, maka sel otak anak akan mengalami kerusakan dan perkembangan pola pikir pun terhambat. Pola pikir itu juga tidak bisa berkembang seperti bagaimana semestinya. Kecerdasan anak pun akan terganggu. Hal itu tentu merugikan anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan.

2. Anak akan kehilangan rasa percaya diri

Anak yang sering menerima bentakan dari orang tua akan mengalami perubahan sikap dan pola pikir. Mereka juga cenderung akan kehilangan rasa percaya diri. Hal ini tentu membuat anak susah bergaul karena mereka malu dan takut untuk berbaur dengan lingkungannya. Akhirnya bukan tidak mungkin apabila anak ini tidak memiliki teman atau penyendiri. Padahal lingkungan sosial sangat dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak.

3. Anak akan kesulitan mengendalikan emosi

Orang tua yang kerap membentak pada anak akan diterima anak sebagai kenangan atau memori buruk. Kenangan itu akan hadir kembali ketika anak mengalami hal-hal yang memiliki kesamaan dengan peritiwa sebelumnya. Hal ini bisa menyebabkan anak sulit mengendalikan emosi. Sang anak juga bisa kapan saja meluapkan emosi yang meledak-ledak tersebut pada lingkungannya. Akhirnya anak-anak pun akan menjadi sosok yang tempramental.

4. Rentan memiliki gangguan kejiwaan

Gangguan kejiwaan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor dari keluarga. Seorang anak yang sering dibentak cenderung mudah tertekan dengan keadaan. Tidak jarang, mereka menganggap bahwa semua orang tidak berpihak kepadanya. Akhirnya mereka pun hidup dalam kecemasan dan kegelisan. Seiring berjalannya waktu, sang anak pun bisa saja mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi. Apabila membentak pada anak ini terus berlanjut, anak pun harus mendapat pendampingan psikologis

Dampak bentakan pada anak memang sangat berbahaya. Maka dari itu, sebisa mungkin kita harus mengurangi bentakan tersebut. Berikut adalah beberapa tips untuk meminimalkan atau mengurangi bentakan tersebut.

  1. Orang tua tidak boleh terbawa emosi dan terpengaruh dengan teriakan anak.
  2. Orang tua harus selalu mengingat bahwa anak adalah peniru ulung.
  3. Orang tua harus mengingat bahwa kepribadian anak dibentuk dari masa sekarang
  4. Ubah posisi ketika dirasa sudah emosi
  5. Palingkan wajah sejenak dari anak

Nah, setelah membaca hal-hal di atas, yuk instropeksi diri! Hindari membentak atau mengumpat dengan makian kasar pada anak agar pertumbuhan mereka bisa optimal. (Sindy Lianawati/gg)

Tags: anakbuah haticara mendidik anakmendidik anakmengasuh anakOrang Tuapendidikantips
Previous Post

Film Triple 9, Aksi Perampokan Terbesar dengan Mengorbankan Rekan

Next Post

Lulus dari Universitas Brawijaya, Sarjana Asal Kediri Lebih Pilih Jadi Petani Tebu

Next Post
Guruh Febriandaru, alumnus sarjana Universitas Brawijaya (UB) Malang yang memilih menjadi petani tebu

Lulus dari Universitas Brawijaya, Sarjana Asal Kediri Lebih Pilih Jadi Petani Tebu

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Plengsengan yang ambrol di Perumahan Griya Sulfat Inside, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. (Foto: Azmy/Tugu Jatim)

Plengsengan Ambrol, 1 Orang Penghuni Perumahan Bunulrejo Hilang

Januari 18, 2021
Alat screening Covid-19 bernama i-nose c-19. (Foto:Humas ITS Surabaya/Tugu Jatim)

Pelaku Curanmor di Bojonegoro Ditangkap, Berikut Kronologinya

Januari 18, 2021
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (dua dari kiri) memperlihatkan alat penemuan pendeteksi Covid-19 yang dibuat oleh Prof Riyan (dua dari kanan). (Foto: Humas ITS Surabaya/Tugu Jatim)

Guru Besar ITS Surabaya Temukan Alat Screening Covid-19 Pertama di Dunia melalui Bau Keringat Ketiak

Januari 18, 2021
Kambing yang tewas diduga dimangsa oleh kawanan anjing liar. (Foto: Moch Abdurrochim/Tugu Jatim)

Kepolisian Rencanakan Tangkap Kawanan Anjing Liar yang Mangsa Kambing Warga di Tuban

Januari 18, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Go to mobile version
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications