TUBAN, Tugujatim.id – Pantai Boom Tuban merupakan tanjung (daratan yang menjorok ke laut) yang dipenuhi bebatuan di pinggirnya. Sehingga, sulit untuk bermain air di sana.
Namun tak usah berkecil hati, anda masih bisa sekadar menikmati pemandangan yang indah dan tiupan angin pantai yang sejuk dengan deburan ombak yang menenangkan.
Pantai seluas 2,2 hektare itu tak jauh dari pusat pemerintahan Bumi Wali, sebutan Tuban. Terletak di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, atau tepatnya di sebelah utara Alun-alun Tuban. Tentunya strategis dan mudah dijangkau dari arah mana saja.
Sebelumnya, nasib Pantai Boom Tuban sempat terkatung-katung karena adanya sengketa antara Syahbandar Gresik dengan Pemerintah Kabupaten Tuban.
Salah satu pantai kebanggaan masyarakat Tuban ini sebelumnya pernah menjadi kawasan pelabuhan utama bagi perdagangan dan industri.
Pantai Boom Tuban juga menjadi saksi bisu kejayaan beberapa kerajaan besar di Pulau Jawa. Berikut tujuh informasi yang berhasil dihimpun Tugu Jatim dari berbagai sumber.
1. Ekspedisi Pamalayu Kerajaan Singosari
Sejak dahulu, tanjungan ini memiliki banyak nilai sejarah. Di mana Pantai Boom Tuban merupakan pelabuhan terbesar se-Asia Tenggara kala itu.
Pada zaman Kerajaan Singosari, Pantai Boom Tuban digunakan untuk Ekspedisi Pamalayu pada 1275 M, di mana Prabu Kertanegara mengutus pasukannya berangkat ke Jambi untuk menaklukan Kerajaan Melayu.
2. Jalur Perdagangan Internasional
Pada masa Kerajaan Majapahit, keberadaan Pantai Boom Tuban sangatlah penting karena menjadi pelabuhan internasional yang lebih dikenal dengan sebutan Kambang Putih. Jalur perdagangan laut, dari Cina, India, bahkan Eropa masuk melalui wilayah Tuban. Beberapa kebutuhan elit yang masuk di pelabuhan ini seperti pakaian sutra, keramik, maupun batu permata.
3. Punya Peranan Penting dalam Perdagangan
Posisi Pantai Boom Tuban yang dulu difungsikan sebagai Pelabuhan Kambang putih memiliki peranan penting dalam perdagangan pada masa kerajaan. Terlebih pada masa Majapahit, pelabuhan Tuban digunakan titik kumpul berbagai komoditas pasar yang dijual di dunia internasional, seperti lada, kayu manis, pala, dan tentunya rempah-rempah. Sehingga pelabuhan Tuban sangat penting peranannya dalam perniagaan kuno.
4.Tempat Pendaratan Tentara Mongolia
Konon sekitar 1292-293 Masehi, tentara Mongolia bersandar di pelabuhan Tuban dan akan menyerang sebagian wilayah Jawa Timur. Menurut catatan sejarah, tentara Tar-tar ini membagi penyerangan pasukannya. Pertama mendarat di wilayah Sedayu, Gresik dan yang kedua masuk melulai jalur darat lewat Tu-ping-tsuh (yang diduga sebagian wilayah Tuban).
5. Lokasi Penyerbuan Tentara Mongolia oleh Pasukan Tuban
Cerita yang berkembang di masyarakat, konon di pelabuhan Tuban ini menjadi tempat penyerbuan tentara Monggolia yang harus rela dipukul mundur oleh pasukan Tuban yang dipimpin oleh Adipati Ranggalawe yang saat itu berupaya menyerang pemerintahan Singosari .
6. Pusat Penyebaran Islam di Jawa
Pada akhir masa Kerajaan Majapahit, Pantai Boom Tuban atau Pelabuhan Kambang Putih menjadi pintu masuk para pedagang sekaligus menyebarkan ajaran agama Islam. Terbukti begitu banyak makam wali yang semayamkan di wilayah paling barat Jawa Timur ini. Seperti yang terkenal Makam Sunan Bonang atau Maulana Makhdum Ibrahim, Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi (kakek Sunan Bonang dan juga ayah dari Sunan Ampel atau Raden Rahmatullah).
7. Dua Sumber Air Tawar di Pinggir Pantai
Selian menjadi saksi bisu sejarah perkembangan kerajaan dan pelabuhan internasional, ada hal unik lainnya di Pantai Boom Tuban, yakni terdapat dua sumber mata air tawar yang disebut juga Tirta Jaladhi atau sumber air tawar laut. Di sana juga tampak relief yang menceritakan sejarah Tuban dan perkembangan pelabuhan Tuban.
Anda tertarik datang ke Pantai Boom Tuban? Jam operasioanl pantai ini sebelumnya buka 24 jam. Pada saat pendemi Covid-19 dibatasi hingga pukul 18.00 WIB. Harga tiket yang dibandrolpun cukup terjangkau, Rp6 ribu per orang untuk hari biasa, sedangkan Rp8 ribu per orang di akhir pekan.