Rapat Paripurna, Sorot Wakil Bupati Mojokerto Pakai Baju Adat Madura, Ternyata Ini Alasannya!

Dwi Lindawati

Pemerintahan

Wakil Bupati Mojokerto.
Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra mengenakan baju adat Madura saat rapat paripurna pada Rabu (16/08/2023). (Foto: Hanif Nanda/Tugu Jatim)

MOJOKERTO, Tugujatim.id Rapat paripurna DPRD Kabupaten Mojokerto berlangsung di Graha Wichesa, Rabu (16/08/2023), dengan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Jokowi. Namun, rapat ini juga menyorot baju adat Madura yang dipakai Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra.

Rapat paripurna DPRD Kabupaten Mojokerto dengan mendengarkan pidato Jokowi ini disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI tahun 2023. Hadir dalam rapat paripurna itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Ayni Zuroh, serta para tamu undangan. Seluruh peserta rapat paripurna ini hadir dengan mengenakan baju adat.

Seperti Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra yang mengenakan baju adat khas Madura. Wakil Bupati Barra tampak memakai baju dengan dominasi warna hitam. Selain itu, dia juga turut mengenakan ikat kepala dengan warna dominan merah yang disebut Odheng.

Kepada Tugu Jatim, Wakil Bupati Mojokerto Barra mengatakan bahwa dirinya mengenakan baju adat khas Madura bukan tanpa alasan. Menurut Gus Barra, sapaan Wakil Bupati Barra, suku Madura memiliki peran pada awal masa Kerajaan Majapahit.

“Alasan memakai baju adat ini adalah semangat juang. Nah, semangat juang itu tidak lepas dari semangat pasukan Madura saat membantu Raden Wijaya membuka Hutan Tarik,” ujar Gus Barra, Rabu (16/08/2023).

Selain sebagai bentuk pelestarian budaya yang berwujud pakaian adat di Nusantara, Gus Barra memilih baju adat Madura karena memiliki landasan filosofis berupa nilai-nilai kesederhanaan. Nilai-nilai sederhana ini tampak dari model baju adat yang minim dari hiasan.

“Seperti yang Anda lihat ini. Potongan model baju adat Madura ini simpel, sederhana. Seperti nilai-nilai nenek moyang di Nusantara yang menjunjung tinggi kesederhanaan,” tambah Gus Barra.

Kesederhanaan ini menjadi titik tekan bagi Gus Barra. Menurut dia, peringatan seperti 78 Kemerdekaan Indonesia 2023 ini dapat dilakukan tanpa mengabaikan nilai-nilai kesederhanaan.

“Karena dengan mengingat nilai kesederhanaan justru menjadi nilai tambah. Boleh saja memperingati segala sesuatu, tapi hendaknya tidak berlebihan,” ujar Gus Barra.

Writer: Hanif Nanda Zakaria

Editor: Dwi Lindawati

Popular Post

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

Tiara M

Tugujatim.id – Dongeng selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sejak kecil. Selain menghibur, cerita-cerita ini juga mengandung pesan moral yang ...

WhatsApp Image 2023 07 19 at 17.20.31

5 Pekerjaan Remote di Era Digital, Menggali Peluang Kerja di Dunia Digital

Lizya Kristanti

Tugujatim.id – Dalam era digital yang terus berkembang, peluang untuk bekerja secara remote semakin meluas. Kemajuan teknologi telah memungkinkan kita ...

Pohon Tumbang

Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Sejumlah Wilayah, Ini Imbauan DLH Kota Mojokerto

Darmadi Sasongko

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Tepat sehari pasca pemungutan suara Pilkada sererentak 2024, angin kencang tiba-tiba menyasar beberapa wilayah Kota Mojokerto. Tercatat, ...

Ilustrasi.

Hujan Deras, Balita di Kediri Terpleset ke Parit dan Tewas

Herlianto A

KEDIRI, Tugujadim.id – Duka dan kepedihan mendalam dirasakan Zulfia Ramadani, warga Kelurahan/Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Dia harus mengikhlaskan buah hatinya, ...

1 Ramadan.

1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025, Ini Penjelasan Menteri Agama

Dwi Linda

JAKARTA, Tugujatim.id – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri ...

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim

Candi Sanggrahan Tulungagung dan Kemegahan Peninggalan Majapahit Pasca Pemugaran

Dwi Lindawati

TULUNGAGUNG, Tugujatim.id – Kabupaten Tulungagung di Jawa Timur tak lepas dari kelekatan sejarah peradaban kerajaan di tanah Jawa, terutama Majapahit. ...