SURABAYA, Tugujatim.id – Pemkot Surabaya bersama Bank Indonesia wilayah Jawa Timur dan Komunitas Begandring Soerabaia mengembangkan kawasan Peneleh sebagai kampung wisata berbasis sejarah.
Inisiator Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo mengungkapkan bahwa keterlibatan warga menjadi salah satu indikator penting dalam mengembangkan Kampung Wisata Peneleh.
“Semua yang terlibat, warga Peneleh, karena konsep besarnya kita merevitalisasi kawasan Peneleh sebagai destinasi wisata berbasis kampung sehingga warga dipaksa untuk kreatif,” kata Kuncarsono, pada Jumat (7/7/2023).
Beberapa spot di Kampung Peneleh menjadi daya tarik pengunjung. Mulai dari rumah kelahiran Bung Karno, rumah HOS Tjokroaminoto, makam Belanda, Lodji Besar, Langgar Dhuwur, hingga Jembatan Kalimas.
Berada di tengah-tengah pemukiman warga, Kuncarsono mengatakan bahwa tentu hal tersebut membutuhkan komitmen dan ulur tangan warga dalam menarik wisatawan. ”PR-nya banyak, aktivasi warga, kreatif itu yang paling penting, baru fisik pemugaran makan Belanda, Eropa, perubahan infrastruktur itu juga harus dibenahi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kuncarsono menuturkan bahwa ketika pengembangan wisata Peneleh sedikit demi sedikit mengalami pencapaian, maka hal utama yang diterima warga adalah adanya peningkatan dari segi ekonomi.
“Bagaimana caranya supaya warga banyak terlibat dan warga bisa menerima manfaat serta sadar potensi lingkungannya dan menjadi bagian pengembangan wilayahnya. Setelah itu, lima tahun kami akan melepas Peneleh,” ujarnya.
Ha tersebut juga sejalan dengan target Bank Indonesia wilayah Jatim untuk mengaktivasi ketahanan ekonomi paling bawah dalam hal ini adalah wilayah perkampungan. Ketika warga mulai berdaya secara mandiri, secara tidak langsung memiliki potensi untuk masuknya devisa dan berdampak pada pengendalian inflasi.
Kuncarsono mengungkapkan bahwa pengembangan Kampung Wisata Peneleh memiliki jangka lima tahun untuk mencapai target perencanaan jangka panjang. “Ya sementara kita fokus di Peneleh sampai lahir portofolio sebagai kampung berbasis sejarah kota. Fokus di Peneleh setidaknya lima tahun ke depan. Ada perencanaan panjang program ini lima tahun,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti