KEDIRI, Tugujatim.id – Kampus IAIN Kediri menjadi sorotan warganet. Dalam seminggu terakhir, adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen IAIN Kediri dengan modus bimbingan skripsi.
Akun twitter @KBPenyintas mencuit tentang kronologi pelecehan seksual tersebut.
“Dosen itu seringkali mengirimkan chat tak senonoh kepadanya. Seperti “Mau bercinta?”, “andai saya belum punya istri, saya mau nikahin kamu”. Pesan-pesan yang sangat tidak pantas dari seorang dosen bergelar doktor,” tulis @KBPenyintas, Senin (23/8).
Hal ini pertama terjadi pada 2 tahun silam. Dan oknum dosen tersebut sudah mendapat teguran. Namun, terjadi akhir-akhir ini saat penyintas mendapati oknum tersebut ternyata menjadi dosen pembimbing skripsinya. Sehingga, ia harus berkomunikasi lagi dengan dosen tersebut.
“Namun nahas, takdir nampaknya tidak berpihak kepada mahasiswa ini. Dosen predator menjadi salah satu dari dua dosen pembimbingnya. Ia berusaha berprasangka baik bahwa dosen tersebut sudah insaf.. walau di hati kecilnya masih ada rasa trauma,” imbuh akun @KBPenyintas.
Dosen tersebut meminta mahasiswa tersebut ke rumah untuk melakukan bimbingan. Penyintas menerangkan bahwa dosen itu justru memegang pipi dan berusaha menciumnya. Korban yang panik dan berontak untuk melarikan diri itu membuat laptopnya terjatuh dan rusak. Sehingga, harddisk laptopnya pun rusak. Sehingga, melaporkan kejadian tersebut ke pihak kampus.
Sementara itu Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Sardjuningsih menyebut memang benar ada dugaan pelecehan yang dilakukan oknum dosen lain, namun saat ini pihaknya mengaku masih dilakukan pengumpulan barang bukti untuk melengkapi kemungkinan itu.
“Sudah dilaporkan 1 masih diproses. Korban lain masih dbungkus (dirahasiakan), belum ada bukti-bukti kuat masih perlu dilengkapi,” pungkasnya.
Untuk diketahui hari ini Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri digemparkan dengan adanya dugaan kasus pelecehan seksual oleh salah satu oknum dosen kepada mahasiswi. Kasus tersebut saat ini telah ditindaklanjuti oleh pihak rektorat dan oknum dosen berinisial MA telah di sanksi tegas.