SURABAYA, Tugujatim.id – Tak banyak orang yang tahu siapa sosok maestro teater Jawa Timur. Lewat panggung pementasan Grafito, komunitas Sanggar Lidi Surabaya ingin mengenang dan memberikan penghormatan kepada Akhudiyat, sang maestro teater Jawa Timur.
Baru saja memasuki usianya yang ke-12 tahun, Dharma Seni untuk Negeri VI kembali dihadirkan oleh Sanggar Lidi Surabaya melalui pementasan teater Grafito di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Selasa (12/11/2024) mendatang. Grafito sendiri menjadi pementasan pertama bagi Sanggar Lidi Surabaya yang menampilkan karya di luar naskah pribadi.
“Karena kali dasar yang menjadi tajuk acara adalah apresiasi kepada Akhudiat, dan dalam hal ini kami memutuskan naskah pertama beliau, yang dipentaskan,” kata Sutradara Grafito, Totenk MT Rusmawan, Rabu (6/11/2024).
Tiga tahun lalu, tepatnya 7 Agustus 2021, maestro teater Jawa Timur, penulis naskah skenario, dia adalah Akhudiyat atau yang juga dikenal dengan sapaan Cak Diat berpulang.
Bagi Sanggar Lidi Surabaya, berkarya melalui panggung teater sejak tahun 1960-an, rasanya sangat layak jika seorang tokoh kebudayaan Akhudiyat mendapat penghormatan setinggi-tingginya.
“Kami rasa tidak cukup diberi penghormatan oleh pemerintah kota maupun provinsi, sekalipun sudah 3 tahun berpulang. Maka dalam hal ini, dirasa kami penting untuk melakukannya atas 75 tahun Akhudiat mengabdikan hidupnya untuk kebudayaan,” ucap Totenk.
Salah satu karyanya, naskah Grafito yang dipilih oleh Sanggar Lidi Surabaya telah membawanya mengantongi penghargaan penulisan naskah sandiwara terbaik di Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1972.
Menceritakan konflik agama yang dibungkus dengan romansa. Grafito akan membawa penonton untuk menyelami kisah dari dua orang kekasih yang berbeda agama dan bertemu dalam suatu waktu.
“Secara tersirat, Grafito menyampaikan ragam misteri dalam kehidupan, termasuk dalam konteks memahami cinta,” jelas seniman asal Bandung tersebut.
Untuk memberikan penampilan terbaik kepada penonton, Totenk bersama 30 aktor lainnya telah melakukan persiapan selama empat bulan lamanya dengan proses latihan yang cukup intens serta matang.
“Secara metode selama persiapan tidak ada kesulitan, karena sebelumnya sudah tercipta workshop rutin, adapun kendala, lebih ketika intensitas di tambah, waktu untuk lthan, membutuhkan penyesuaian lebih, mengingat para aktor berasal dari banyak disiplin, maupun kesibukan,” ucap seniman lulusan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tersebut.
Sementara itu, Pimpinan Produksi Grafito, M. Ali Mas’ud mengungkapkan alasan mengapa Gedung Balai Pemuda Surabaya dipilih Sanggar Lidi Surabaya sebagai venue untuk menggelar pementasan teater Grafito.
“Balai Pemuda merupakan Gedung yang sering digunakan Akhudiat menggelar pementasan, maka untuk memperkuat tajuk acara, dipilihlah Balai pemuda sebagai tempat gelaran acara,” tutur Ali Mas’ud.
Diketahui, sebelumnya pementasan Grafito akan digelar selama dua hari yakni tanggal 12 dan 13 November 2024. Namun, belakangan mereka memangkas menjadi satu hari pertunjukan. Sebab, tim produksi tidak dapat berkolaborasi dengan pemerintah maupun swasta.
“Namun ditengah proses, khususnya kaitan tim produksi, kami tidak dapat berelaborasi dengan pemerintah maupun swasta, yang kiranya dapat memberikan bantuan dengan mensponsori acara. Maka dalam hal ini, kami mencoba realistis, dengan memangkas biaya produksi cukup saty hari. Maka biaya acara didapat dari para pembeli tiket pementasan,” pungkasnya.
Bagi penonton yang ingin menikmati pementasan “Grafito” suguhan Sanggar Lidi Surabaya, biaya yang dipatok cukup terjangkau yakni Rp50 ribu. Info lengkap tertera melalui akun media sosial instagram resmi @sanggarlidisby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko