JAKARTA, Tugujatim.id – Pendidikan merupakan dasar dari pembentukan serta pengembangan dari beragam ilmu dan juga kehidupan. Tanpa pendidikan, manusia tentunya tidak akan menemukan beragam ilmu pengetahuan baru, tidak akan mampu berpikir logis, atau bahkan kemungkinan tidak akan menemukan jati dirinya sendiri.
Semua hal itu dibahas oleh Pemimpin.id dalam bincang seputar pendidikan di Lead The Fest 2023 dengan tema “Kolaborasi Pendidikan” bersama para pakar dan juga praktisi yang kompeten di bidang industri maupun bidang pendidikan.
Di sesi pertama, bincang kolaborasi pendidikan mendatangkan tiga pakar yang cukup menarik yakni Salman Subakat yang merupakan CEO NSEI (Nurhayati Subakat Entrepreneurship Institute) part of Paragon Corp; kemudian Prof Ir Nizam selaku Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi; dan Dina Dellyana selaku Managing Partner Idnasolutions, Lecturer SBM ITB. Diskusi ini dilaksanakan secara online dengan dipimpin oleh moderator Hendarsyah Aditya.
Menurut Prof Nizam, merujuk tokoh Pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantoro, bahwa pendidikan merupakan trimatra mencakup tiga sektor yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah. “Pendidikan itu yang pertama ada di keluarga, pendidikan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah, kampus atau lembaga pendidikan lainnya,” ucapnya, pada Sabtu (4/11/2023).
Prof Nizam juga menuturkan bahwa pendidikan sangatlah penting sebagai pondasi untuk membentuk karakter bangsa yang kuat. “Pendidikan sangat penting untuk pondasi bangsa, pendidikan akan membentuk moral, etika, budaya, dan tatanan kehidupan di berbagai sektor,” bebernya.
Sementara itu, menurut Dina, kolaborasi pendidikan tak bisa lepas dari dua hal yakni karakter dan optimalisasi intelektual. “Pendidikan memang benar merupakan dasar dari segalanya, tapi yang terpenting menurut saya adalah karakter dan intelektual,” ucapnya.
Kata dia, tanpa pendidikan tidak akan ada pertemuan intelektual, sehingga kalau tanpa pendidikan, manusia tidak akan bisa berpikir untuk menentukan masa depannya, manusia tidak akan bisa mengasah kemampuan berpikir.
“Kalau saya sebagai dosen atau praktisi, saya harus mengedepankan dua hal itu, karena anak zaman sekarang itu sudah pintar-pintar, mereka mampu mendapat ilmu pengetahuan dari beragam platform,” ucap Dina.
Sementara itu, Salman setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Prof Nizam dan juga Dina, bahwa pendidikan merupakan dasar yang perlu dikuatkan. Namun dari semua itu, kolaborasi dengan industri juga harus bisa dilakukan karena dengan begitu, para kaum produktif akan tersalurkan kemampuannya.
“Pendidikan itu tidak juga terlepas dari masalah formal atau non formal dan ternyata kalau tidak dibarengi dengan di industri, penyerapan mereka mau dibawa ke mana?” ucap Salman.
Salman membeberkan bahwa industri juga harus berkolaborasi dengan dunia pendidikan karena dengan kolaborasi yang baik, tentunya akan menghasilkan output yang baik. “Industri itu juga harus berkolaborasi dengan pendidikan. Para kaum profesional juga harus ikut berkolaborasi dan hadir untuk mengasah kemampuan para kaum milenial,” bebernya.
Salman berharap, dunia pendidikan bisa meningkat atau naik level. Ia mencontohkan seperti dunia pendidikan di Korea Selatan. Di mana orang tua dan anak bisa berkolaborasi bersama untuk meningkatkan kualitas karakter anak untuk masa depan.
“Seperti saya dengar info di Korea Selatan itu di mana pendidikannya sudah cukup maju, ketika anak sudah cukup dewasa, orang tua dan anak itu secara volunteer akan mengambil kursus. Dari situ akan terlihat bagaimana orang tua dan anak bisa berkolaborasi, namun kita di Indonesia ini masih belum bisa sepenuhnya seperti itu, itu kalau bisa diterapkan di Indonesia akan seru pastinya,” tandasnya.(ads)
Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti