MALANG, Tugujatim.id – Peristiwa longsornya plengsengan di Perumahan Griya Sulfat Inside, Kelurahan Bunulrejo, Blimbing, Kota Malang, pada Senin (18/01/2021), itu menuai reaksi dari Wali Kota Malang Sutiaji. Sebab, kejadian ini membuat satu penghuninya belum dapat diketahui keberadaannya hingga kini. Diduga kuat, korban atas nama Roland Sumarna, 40, hilang terseret arus Sungai Bango.
Atas kejadian ini, Wali Kota Malang Sutiaji pun langsung meninjau lokasi terjadinya longsor pada Selasa (19/01/2021). Dia turut berbelasungkawa dan berharap petugas SAR bisa segera menemukan titik terang terkait keberadaan korban.
Dalam waktu dekat, Sutiaji akan memanggil pihak pengembang perumahan terkait segala hal perizinan hingga analisis mengenai dampak linngkungan (amdal) perumahan yang dibangun berada di bibir sungai ini.
Dari hasil tinjauannya, sedari awal dibangun dengan lokasi di bibir sungai, sudah seharusnya potensi longsor diantisipasi pihak pengembang. Termasuk mempertimbangkan kejadian luar biasa seperti faktor cuaca dan intensitas hujan.
“Nanti akan kami kroscek ke pengembang soal perizinan dan lain-lainnya. Apalagi sekarang banyak bangunan berdiri di bibir sungai. Harusnya sudah tahu nggak boleh,” paparnya.
Hal senada dikatakan Kepala DPUPRPKP Kota Malang Hadi Santoso, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait proses pembangunan kavling Perumahan Griya Sulfat Inside ini.
“Nanti akan kami ukur lagi pelanggarannya seberapa. Sebab, dari bibir sungai, seharusnya kan 6 meter. Itu yang longsor kan jalan buntu dan akhirnya dibuat untuk parkir motor,” kata dia usai meninjau lokasi kejadian.
Tercatat ada 3 rumah di lokasi kejadian yang rawan longsor karena jaraknya ke bibir sungai hanya 5 meter. Pria yang akrab disapa Soni ini mengatakan, itu tidak ideal sesuai regulasi yang ditentukan. Dalam kasus ini, sudah semestinya kualitas dinding penahan juga harus diperkuat.
“Nanti mereka (pengembang) akan dipanggil untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Akan kami kroscek lagi kecocokan antara siteplan dan faktanya,” ujarnya.
Banyak Ditemukan Retakan Pada Bangunan
Sementara menurut penuturan Ketua RT setempat Abdul Karim, jika tanah plengsengan yang ambles merupakan tanah urukan. Dia mengatakan, kedalaman urukan itu mencapai 12-15 meter.
Hal itu sebenarnya sudah dikhawatirkan sejak lama karena ada tanda keretakan di sejumlah bangunan. Pihak RT sendiri sebenarnya sudah berencana mengajak pihak pengembang untuk bertemu. Sebab, ada saluran gorong-gorong yang pecah sehingga berpotensi menggerus tanah perumahan.
“Cuma belum sempat dan sekarang sudah kejadian duluan. Jadi, ada gorong-gorong yang pecah, mungkin itu yang menggerus tanah sehingga tanahnya bergerak. Apalagi itu kan tanah urukan (awalnya) dalamnya ada 12-15 meter,” jelasnya.
“Sebelumnya, juga ada lagi keretakan baru dan sudah diperbaiki sendiri sama korban (Roland, red). Malah dibuat kolam ikan juga,” imbuh dia.
Hingga saat ini, Basarnas dan tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi pencarian korban. Istrinya, Yunijah, 26, sudah diungsikan di rumah warga yang lebih aman. Selain itu, total ada 14 warga lain di sekitar lokasi kejadian turut diungsikan guna mengantisipasi kejadian tak diinginkan karena ada laporan tanah bergerak.
Karim mengaku turut bersedih atas kejadian longsor yang tergolong baru kali pertama terjadi di wilayah ini. Apalagi sampai menelan korban jiwa di mana warganya itu bahkan baru saja menikah dan menempati rumah di lingkungan itu.
“Mereka baru saja jadi warga saya pada Desember 2019 lalu. Katanya baru nikah juga. Semoga saja ada keajaiban dari Allah. Mohon doanya ya,” ujarnya. (azm/ln)