MOJOKERTO, Tugujatim.id – Belasan sawah di Kebondalem, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terancam gagal panen setelah terdampak banjir.
Akibat cuaca ekstrim, debit air sungai Tambak Agung di Balongcangak, Kedunggempol, Mojosari, meningkat tajam pada Kamis (2/3/2023) malam.
Sebelumnya, banjir terjadi karena tanggul di sungai Tambak Agung jebol pada bulan lalu. Namun karena akses ke lokasi tanggul sulit dijangkau alat berat dan penanganan masih memakai metode manual, perbaikan tanggul sepanjang 15 meter itu masih belum rampung. Akibatnya, jika curah hujan masih tinggi, peningkatan debit air sungai masuk ke pemukiman warga dan persawahan. Sehingga, beberapa petani terancam gagal panen.
Petani asal Kebondalem, Sulistyono menjelaskan bahwa sudah dua kali dia memperbaiki sawahnya pasca banjir bulan lalu. Bahkan, Sulistyono sudah melakukan beberapa penyulaman kembali serta pemupukan terhadap tanaman padi di sawah.
“Pasca banjir surut saya langsung menyulam kembali dan memupuk tanaman padi, dengan harapan tahun ini bisa panen, namun akibat banjir yang terjadi lagi membuat sawah yang saya garap terancam gagal panen,” ucapnya, pada Jumat (3/3/2023).
Dia berharap semoga ke depannya proses perbaikan tanggul segera selesai agar masyarakat, khususnya para petani tidak merasa rugi besar akibat terdampak banjir.
Kepala Dusun Balongcangak, Kusaeri mengatakan bahwa banjir mulai menggenangi persawahan pada Kamis kemarin (2/3/2023), sekitar pukul 22.00 WIB.
Luapan banjir itu sempat masuk ke depan rumah pemukiman warga namun tidak berlangsung lama. “Dari banjir, paling parah itu berdampak pada persawahan milik warga Dusun Balongcangak sebelah utara dan milik warga Dusun Lontar sebelah selatan,” paparnya.
Selain persawahan, curah hujan yang begitu tinggi pada bulan ini membuat sejumlah kawasan di Mojokerto sempat mengalami banjir dan longsor.