MALANG, Tugujatim.id – Penyakit kulit seperti cacar atau lumpy skin disease (LSD) yang menyerang ternak sapi tengah merembak di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini juga membuat sejumlah peternak di beberapa daerah di Jawa Timur waswas, tidak terkecuali peternak Kota Malang.
Kurniawan Hutomo, salah satu peternak sapi di Kelurahan Sanan, Kota Malang, Jawa Timur, ini merasa khawatir wabah itu menyasar ternaknya. Apalagi Juni ini tengah mendekati Hari Raya Idul Adha.
Padahal di momen Idul Adha jadi momen masa panen penjualan sapi untuk hewan kurban. Meski tengah merembak di sejumlah daerah, namun menurut Kurniawan, di Kelurahan Sanan belum ditemukan kasus LSD pada sapi.
Dia menyampaikan, kawannya yang sesama peternak di Pasuruan telah merasakan dampak dari wabah LSD. Salah satu penyebabnya adalah masuknya ternak sapi dari wilayah lain hingga menular ke ternak lainnya.
“Kalau LSD di Sanan sini gak ada, semoga tidak ada, khawatir pasti. Namun, kata teman saya di Pasuruan itu ada. Kalau penyebabnya hampir sama dengan PMK (penyakit mulut dan kuku, red), sapi dari luar daerah masuk lalu nulari,” kata Kurniawan pada Rabu (07/06/2023).
Peternak Kota Malang ini juga menjelaskan, sejauh ini dia bersama kawan peternak lainnya masih beraktivitas merawat sapi seperti biasanya. Namun, dia bersama peternak lain saling bersinergi untuk memantau pergerakan keluar masuknya sapi dari daerah lain.
Di sisi lain, Kurniawan juga masih bergelut dengan masalah PMK. Bahkan, satu pekan lalu dirinya masih menemui satu sapi mati karena wabah PMK.
“Tahun lalu, sapi mati hampir setiap hari ada. Kalau sekarang masih ada sapi mati kena PMK, tapi selang waktunya satu atau dua bulan,” katanya.
Untuk diketahui, populasi sapi di Kelurahan Sanan saat ini sekitar 3.500 ekor. Dari banyaknya jumlah tersebut, 85 persen telah tervaksinasi. Meski begitu, tidak semua peternak Kota Malang mau hewan ternaknya divaksin.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang Anton Pramujiono mengatakan, perihal kasus PMK pihaknya mengklaim hingga kini masih nihil. Pihak dispangtan juga belum mendapatkan laporan masuk dari para peternak terkait problem PMK yang menyerang ternak sapi.
Dispangtan juga menegaskan Pemkot Malang rutin vaksinasi PMK terhadap ribuan ternak sapi yang ada di Kota Malang.
“Sebenarnya untuk kasus PMK di Kota Malang sudah tidak ada, apalagi kegiatan vaksinasi secara rutin dilakukan sebagai upaya pencegahan merebaknya PMK,” ujarnya.
Sebagai informasi, LSD atau lumpy skin disease adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan alami penurunan produksi susu. (*)