BOJONEGORO, Tugujatim.id – Program Pemkab Bojonegoro berupa beasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa mendapat antusiasme tinggi. Tak hanya warga Bojonegoro, program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) ini juga diminati daerah lain.
Kabid Pembangunan dan Kerjasama Desa/Kelurahan dan Teknologi Tepat Guna, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bojonegoro, M Imam Affan, mengatakan dalam berbagai kesempatan banyak warga luar Bojonegoro yang bertanya soal RPL Desa.
“Dari berbagai platform media sosial, di antaranya WhatsApp, banyak warga menanyakan langsung terkait RPL Desa,” ujar Imam.
Selain itu, pada saat rapat zoom meeting yang digelar Kemendesa PDTT maupun Pemkab Bojonegoro, banyak warga yang hendak ikut serta dalam program RPL Desa. Namun, imam menjelaskan, program ini hanya diperuntukkan warga Bojonegoro.
“Tapi mohon maaf karena ini dari APBD Bojonegoro maka yang paling berhak mendapatkan fasilitas ini adalah warga ber-KTP Bojonegoro dan yang sesuai kriteria serta sasaran,” sambung imam.
Warga dari berbagai daerah menilai program RPL Desa banyak membawa keuntungan. Selain mendapatkan pendidikan tinggi gratis, penerima beasiswa juga bisa menempuh pendidikan dalam waktu relatif singkat. Dalam beasiswa RPL Desa bebas pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), serta pilihan Prodi favorit di kampus UNESA (Universitas Negeri Surabaya) dan UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) akreditasi A.
Selain itu para calon mahasiswa program beasiswa RPL Desa ini hanya menempuh waktu dua tahun untuk meraih S1. Namun, sebelum itu wajib menyerahkan berkas pengalaman kerja minimal 5 tahun dan sertifikat pendukung lainnya yang dikonversi pembebasan beban SKS mata kuliah tertentu.
“Semua persyaratan harus dilengkapi para calon mahasiswa dan yang menentukan lolos seleksi nanti pihak kampus. DPMD menyediakan anggaran dan fasilitas proses pendaftaran. Semoga semua yang mendaftar lolos dan kuliah hingga lulus ilmunya bermanfaat untuk pembangunan di Desa,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Bojonegoro ditunjuk sebagai role model pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa pertama dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT).