MOJOKERTO, Tugujatim.id – Tugu Media Group melalui Tugujatim.id berkesempatan melakukan podcast bareng Rektor Unim Mojokerto Dr Rachman Sidharta Arisandi SIP MSi di Gedung Nuswantara, Selasa (13/06/2023). Menariknya, dalam podcast ini tidak ada yang bertindak sebagai host. Obrolan antara CEO Tugu Media Group Irham Thoriq dan Rektor Unim Mojokerto mengalir santai namun tetap serius.
Awalnya, Rachman, sapaan rektor Unim Mojokerto, menceritakan bagaimana posisi dirinya saat kali pertama menjabat sebagai rektor plus menjadi rektor termuda di kampus ini.
“Tentu saat kali pertama menjadi rektor, umur 32 tahun itu terhitung belia. Maka, saya berpikir harus ada sosok yang berperan untuk proses akselerasi, yang bisa ngegas. Lalu, butuh sosok lagi yang bisa mengerem,” kata Rachman pada Selasa (13/06/2023).
Lalu, pasca Rachman dilantik, alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini lantas mengajak dua orang yaitu Dr Sakban Rosidi untuk membantu dirinya mengelola Unim Mojokerto. Selain itu, Rachman mengajak Muhammad Nur karena dianggap sebagai sosok yang wise (bijak).
“Dua orang tersebut tugasnya ngegas dan ngerem ketika saya awal bertugas sebagai Rektor Unim Mojokerto,” imbuh Rachman.
Lalu, Irham menanyakan kondisi Unim Mojokerto yang sempat terpuruk saat Rachman mulai menjabat sebagai rektor. Melihat keadaan yang demikian, Rachman berusaha memastikan apakah Unim Mojokerto mempunyai utang, baik secara finansial maupun program kerja.
“Alhamdulillah, kami tidak punya utang (finansial). Namun, banyak program yang terbengkalai. Akhirnya kami lakukan rekrutmen besar-besaran agar sumber daya manusia dapat menopang banyak program kerja yang belum terlaksana,” ujarnya.
Lalu, Rachman bercerita bahwa dirinya mendapat tantangan dalam proses pengembangan kelembagaan di Unim Mojokerto. Utamanya, dia mengaku sulitnya mengubah kultur organisasi.
“Kultur organisasi itu yang menjadi tantangan utama,” beber Rachman.
Kultur organisasi yang dia maksud adalah seperti bagaimana seseorang bekerja di Unim Mojokerto. Misalnya, bekerja cukup sekadarnya saja. Rachman menegaskan, bekerja di dunia pendidikan berbeda dengan dunia perusahaan.
“Tentu bekerja di dunia pendidikan itu berbeda dengan dunia perusahaan. Dan berusaha menyadarkan hal itu yang sulit,” ujar Rachman.
Irham lalu bertanya, sebelumnya Rachman sempat aktif bekerja di LSM. Rachman lantas bercerita dirinya sempat dipanggil orang tuanya apakah dirinya tidak ingin aktif membantu pengembangan Unim Mojokerto.
“Saya disambati oleh ayah. Sebagai anak, saya lakukan kewajiban sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua,” terangnya.
Kisah selengkapnya nantikan podcast Tugu Inspirasi di Channel YouTube Tugu Malang ID!